Perantau Jadi Kunci Eksis Kuliner Gudeg yang Melegenda, Simak Fakta Uniknya Berikut

Perantau Jadi Kunci Eksis Kuliner Gudeg yang Melegenda, Simak Fakta Uniknya Berikut

Fakta unik tentang gudeg Yogyakarta-indonesikaya.com-

BACA JUGA : Daftar Universitas Terbaik di Yogyakarta Versi UniRank 2024, UGM Peringkat Satu

BACA JUGA : Aneka Macam Jenis Gudeg yang Wajib Dicicipi Saat Bertandang ke Yogyakarta

Jika dilihat dari cara pembuatannya, gudeg memiliki dua jenis, yaitu gudeg basah dan gudeg kering. Gudeg basah adalah gudeg dengan kadar air tinggi yang disajikan dengan santan cair sehingga menghasilkan tekstur basah dan menonjolkan cita rasa gurih santan cair. 

Sedangkan untuk gudeg kering tidak jauh berbeda dengan gudeg basah, hanya saja gudeg kering dimasak lebih lama hingga santan cairnya lebih kental dan meresak ke semua bahan.

Sementara jika dilihat berdasarkan bahannya, gudeg tidak hanya nangka muda saja, melainkan juga ada rebung, jamur, dan manggar.

Manggar sendiri adalah putik bunga kelapa yang masih muda dan membutuhkan waktu memasak selama satu malam di atas tungku untuk bisa disajikan.

BACA JUGA :  Bakesbangpol Yogyakarta Ajak Masyarakat Eksplorasi Kotabaru Lewat Lomba Fotografi

BACA JUGA : Berbagai Nama Desa Unik di Yogyakarta, Salah Satunya Ada Desa Terong

4. Perantau di Yogyakarta Menjadikan Gudeg Tetap Eksis

Pada tahun 1949, banyak masyarakat yang menjajakan gudeg di sekitar UGM sehingga baik pegawai sampai mahasiswa menjadikan gudeg sebagai makan sehari-hari. 

Didukung rasanya yang enak dan murah, gudeg menjadi kian eksis di kalangan masyarakat. Selain itu, perantau juga memiliki andil penting. 

Yogyakarta sebagai kota pelajar menjadi tujuan para perantau untuk menuntut ilmu dan tentu mereka mencicipi gudeg, lalu membawa cerita soal rasa itu ke kotanya masing-masing.

Banyak perantau yang membawa gudeg sebagai oleh-oleh, jadi walau terkesan masif, gudeg menjadi kian berkembang karena adanya para perantau. 

BACA JUGA : Sambut Pilkada 2024, KPU Kota Yogyakarta Targetkan Pemilih Tembus Hingga 80 Persen

BACA JUGA :  Pemkot Yogyakarta Dan Fakultas Farmasi UGM Sepakat Mengembangkan Zona Kesehatan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: jogja.idntimes.com