Geopark Jogja Diusulkan Naik Status, Sri Paduka ; Pentingnya Keterlebitan Warga sebagai Subyek dalam Kegiatan

Geopark Jogja Diusulkan Naik Status, Sri Paduka ; Pentingnya Keterlebitan Warga sebagai Subyek dalam Kegiatan

Sri Paduka saat menerima Tim Verifikasi Geopark Nasional (TVGN)-DOK-

 

DISWAYJOGJA – Usulan penetapan Geopark Jogja menjadi Geopark Nasional telah memasuki tahapan verifikasi lapangan oleh Tim Verifikasi Geopark Nasional. Meski demikian, Wakil Gubernur DIY berharap dan menilai pentingnya keterlibatan warga sebagai subyek pada sebuah kegiatan di Geopark tersebut.

 

Hal itu disampikan Sri Paduka saat menerima Tim Verifikasi Geopark Nasional (TVGN) didampingi Kepala Biro Pengembangan Infrastruktur Wilayah dan Pembiayaan Pembangunan (PIWPP) DIY Yudi Ismono dan Kepala Bidang Urusan Tata Ruang Paniradya Nur Ikhwan, di Gedhong Pare Anom, Kompleks Kepatihan, Yogyakarta, Senin, 22 Juli 2024 lalu.

BACA JUGA:1030 Atlet Indonesia Ikuti Kejurnas Atletik U16 dan Indonesia Open U18 Championship

 

Sri Paduka menyampaikan agar setiap kegiatan yang melibatkan warga, sebaiknya warga dilibatkan menjadi subyek tidak hanya sebagai obyek. Contohnya dapat dilihat dari kegiatan penanganan stunting, covid, dan penyehatan kualitas ibu hamil. Karena itu, betapa penting untuk selalu mengedukasi warga, melibatkan warga sebagai subyek pada sebuah kegiatan.

 

”Dengan memberikan edukasi kepada warga, diharapkan fungsi pelayanan kepada masyarakat akan seimbang. Contoh, kami itu mendapat predikat sebagai wilayah pengelola hutan yang baik. Padahal wilayah kita itu hanya 3100 kilometer persegi,” tutur Sri Paduka.

 

Dengan jumlah existing 4,2 juta penduduk dan luas wilayah 3100 kilometer persegi, DIY merupakan wilayah paling kecil se-Indonesia untuk tingkat provinsi. Dengan hutan yang tidak begitu luas, DIY mendapat penghargaan dan perhatian dari pemerintah untuk pengelolaan hutannya. Ternyata bukan luasan jenis hutan kemudian keanekaragaman hayatinya, yang mengantarkan DIY mendapatkan penghargaan.

 

”Tetapi, justru bagaimana ada upaya-upaya pemahaman dan budaya lokal terkait dengan bagaimana menangani permasalahan yang terkait dengan hutan, tidak menebang hutan secara liar, bagaimana merawat hutan,  merevitalisasi hutan itu sendiri,” ungkap Sri Paduka.

 

“Harapan saya, ujung dari kegiatan yang dilaksanakan oleh kita semua ini menyempit sesuai dengan tusi Bapak Ibu sekalian. Muaranya ada di bagaimana mengedukasi warga. Itu yang paling penting bagi kami,” jelas Sri Paduka.

BACA JUGA:Lagi Liburan Wisata Terbaru 2024 di Jogja, Berikut Oleh-oleh Wajib Kamu Bawa

 

Sri Paduka menjelaskan pengalaman mengedukasi warga selama ini, mampu menjadi faktor yang lebih dominan, terkait dengan pelestarian geopark. Hal ini dibuktikan dengan Nglanggeran dan Tebing Breksi yang sudah go international. Tidak bisa dipungkiri, edukasi warga adalah investasi intelektual karena lebih long lasting daripada investasi fisik. (*)

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: