Kisah Heroik Kapten Ismail Memimpin Serangan terhadap Belanda, Gugur dalam Pertempuran Jatirokeh

Kisah Heroik Kapten Ismail Memimpin Serangan terhadap Belanda, Gugur dalam Pertempuran Jatirokeh

BERCERITA – Sisdiono menceritakan kisah Kapten Ismail melawan Belanda.-K. ANAM SYAHMADANI/RADAR TEGAL -

TEGAL, DISWAYJOGJA - Sejarah panjang perjuangan merebut dan mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia melahirkan sederet nama pejuang yang patut untuk dikenang. Salah satunya Kapten Ismail yang namanya kini diabadikan sebagai nama jalan di Kota Tegal. Seperti apa kisah heroik Kapten Ismail saat memimpin serangan terhadap Belanda?

….

Masyarakat atau warga yang beraktivitas di Kota Tegal barangkali sudah tidak asing lagi dengan nama Kapten Ismail. Nama Kapten Ismail dikenal sebagai nama jalan yang membentang dari selatan ke utara melintasi Kelurahan Pekauman, Kraton, dan Tegalsari yang berada di wilayah administrasi Kecamatan Tegal Barat, Kota Tegal.

BACA JUGA:Ketua DPRD Kota Tegal Minta Kegiatan Specific Grant Selesai Tepat Waktu

Jalan tersebut merupakan kawasan yang dapat dikatakan cukup ramai. Di sana terdapat berbagai fasilitas umum seperti sekolah, tempat ibadah, serta menjadi salah satu pusat perdagangan, terutama yang menyajikan kuliner. Selain dikenal sebagai nama jalan, ternyata banyak masyarakat yang tidak mengetahui tentang Kapten Ismail.

        Sejauh ini, kisah Kapten Ismail hanya ditemukan dalam buku Tegal Berjuang yang ditulis oleh Sersan Achmad, pejuang yang kini dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Pura Kusumanegara Kota Tegal.

Akhir pekan lalu, Radar Tegal (disway group) berkunjung ke kediaman anak dari Sersan Achmad, Sisdiono, yang berada di Kelurahan Slerok, Kecamatan Tegal Timur, Kota Tegal.

Meski siang itu hendak berangkat ke luar kota, Sisdiono yang menjadi penyunting buku karya ayahnya rela menyediakan waktu untuk membagikan sepak terjang Kapten Ismail kepada Radar Tegal.


ABADI – Kapten Ismail diabadikan untuk nama jalan di Kota Tegal.-K. ANAM SYAHMADANI/RADAR TEGAL -

“Ke rumah saja sekarang, sekalian menunggu jemputan,” balas Sisdiono yang juga merupakan anggota DPRD Kota Tegal saat Radar Tegal (disway group) meminta izin untuk wawancara.

Diceritakan, Kapten Ismail merupakan Komandan Kompi I Batalyon TNI 52 Brigade X Divisi III. Menurut Sisdiono, Batalyon TNI 52 inilah yang kelak menjadi cikal bakal Batalyon Infanteri 407. “Batalyon TNI 52 Brigade X Divisi III mencakup wilayah Brebes, Tegal, Slawi, dan Pemalang. Sekarang 407,” ungkap Sisdiono.

Pada 1 November 1948, Kompi yang dipimpin Kapten Ismail menempatkan diri di Desa Jatirokeh, Kecamatan Songgom, Kabupaten Brebes. Dengan kekuatan satu peleton, pasukan Kompi Kapten Ismail berhasil menyerang kedudukan Pos Militer Belanda di Pagerbarang. Karena tidak siap, dalam serangan yang cukup mengagetkan itu, penjajah dibuat kocar-kacir. “Beberapa militer dan polisi Belanda tertembak,” tutur Sisdiono.

BACA JUGA:Waspada, Banjir Rob di Kota Tegal Diprediksi Terjadi Hingga Akhir Juni

Dalam perjalanan kembali ke markas, Kompi Kapten Ismail rupanya dibuntuti patroli penjajah. Tanpa curiga, mereka masuk ke rumah rakyat tempat menginap di Desa Jatirokeh. Ketika itu, seluruh pasukan tertidur pulas dan tidak ada seorang pun yang piket berjaga. Saat jarum jam menunjukkan pukul lima pagi Desa Jatirokeh telah terkepung oleh Belanda.

Setelah mendobrak rumah rakyat tempat pasukan Kompi Kapten Ismail menginap, Belanda kemudian menghujani peluru. Pertempuran sengitpun terjadi. Pertempuran ini menyebabkan gugurnya 21 kusuma bangsa, termasuk Kapten Ismail, Sang Komandan Kompi. Sementara 12 lainnya berhasil meloloskan diri. “Pada siang harinya, seluruh prajurit yang gugur dimakamkan,” ungkap Sisdiono. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: