Usia Kadipaten Pakualaman Bertambah, Wajib Jaga dan Kembangkan Budaya Yogyakarta

Usia Kadipaten Pakualaman Bertambah, Wajib Jaga dan Kembangkan Budaya Yogyakarta

Ketua Panitia Hadeging Kadipaten Pakualaman ke-212 (Masehi)218 (Jawa) BPH Kusumo Bimantoro saat Konferensi Pers terkait rangkaian peringatan Hadeging Kadipaten Pakualaman ke-212 (Masehi)218 (Jawa) -DOK.-

DISWAYJOGJA – Usia Kadipaten Pakualaman bertambah dan menginjak usia ke-212 (Masehi) atau 218 (Jawa) di 2024. Dengan semakin bertambahnya usia, Kadipaten Pakualam diharapkan kedepan lebih harmonis.

Hal itu disampaikan Ketua Panitia Hadeging Kadipaten Pakualaman ke-212 (Masehi)/218 (Jawa) BPH Kusumo Bimantoro saat Konferensi Pers terkait rangkaian peringatan Hadeging Kadipaten Pakualaman ke-212 (Masehi)/218 (Jawa) di Puro Pakualaman, Senin, 13 Mei 2024.

BACA JUGA:758 Atlet Jateng Siap Berlaga di PON Aceh-Sumut, Ditargetkan Peringkat Tiga Besar

”Peringatan ulang tahun tentu menandai usia yang makin bertambah. Puro secara internal yang harus semakin harmonis. Eksternalnya makin meningkatkan pelayanan Kepada masyarakat agar Puro Pakualaman menjadi institusi yang semakin dekat dengan masyarakat,” ungkapnya.

Yogyakarta sebagai daerah istimewa, kata BPH Kusumo Bimantoro, memerlukan kegiatan berbudaya yang positif untuk menguatkan keistimewaan. Dimana sesuai amanat yang tercantum dalam Undang-Undang Keistimewaan Nomer 13 Tahun 2012, Kadipaten Pakualaman wajib bertanggungjawab dalam menjaga dan mengembangkan budaya Yogyakarta.

”Wujud peran dan tanggung jawab terhadap budaya Yogyakarta ini melalui pemeliharaan, pendayagunaan, serta pengembangan dan penguatan nilai-nilai, norma, adat istiadat, dan tradisi luhur yang mengakar dalam masyarakat DIY. Hal itu sejalan dengan semangat Jogja untuk Semesta, teman Hadeging Kadipaten Pakualaman ke-212 (Masehi)/218 (Jawa),” paparnya.

BACA JUGA:Pj Gubernur Jateng Nana Sudjana Ajak Pepabri Sukseskan Pelaksanaan Pilkada Serentak 2024

BPH Kusumo Bimantoro menambahkan, berdirinya Pura Pakualaman ditandai dengan jumenengan Pangeran Notokusumo menjadi Pangeran Merdiko. Pangeran Notokusumo adalah Paku Alam I yang dinobatkan di Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat pada Senin Pon 11 Jumadil akhir tahun alit 1749 tahun Jawa. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: