DLH Jateng Sentil Pengelolaan Limbah 2 Pabrik di Mintaragen Tegal

DLH Jateng Sentil Pengelolaan Limbah 2 Pabrik di Mintaragen Tegal

SENTIL PENGELOLA- DLH Provinsi Jateng menyentil warga agar bak limbah tidak boleh bersambung dengan saluran air lingkungan warga. -AGUS WIBOWO/RATEG -

TEGAL, DISWAYJOGJA - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Jawa Tengah, sempat memberikan teguran dan sentilan terhadap pengelolaan limbah di dua pabrik yang ada di wilayah Mintaragen Tegal Timur Kota Tegal. 

Kehadiran tim DLH yang juga menggandeng Tim Laboratorium itu, usai mendapatkan laporan dari warga RT 04 RW X Mintaragen Tegal Timur, soal keberadaan air sumur yang keruh dan mengeluarkan bau tak sedap.

BACA JUGA:Air Sumur di Mintaragen Kota Tegal Diduga Tercemar Limbah Pabrik, Keruh dan Bau Busuk

"Kami datang ke sini, untuk mengambil sampel air sumur yang katanya keruh dan bau," kata salah satu pengawas lingkungan dan limbah DLH Provinsi Jateng, Dida, Kamis, 25 April.

Menurutnya memang benar bahwa saat ini Perusahaan Obat Nyamuk Kingkong di Kota Tegal merupakan pengawasan DLH Provinsi Jateng.

"Dan itupun peralihan kewenangan ini, baru saja dilaksanakan pada 2024 ini. Karena sebelumnya merupakan DLH Kota," bebernya.

Tim DLH datang ke sini, untuk mengecek air sumur warga yang katanya keruh dan bau. Makanya guna memastikan pihaknya datang untuk melakukan pengecekan.

"Jadi sekarang tugas kami, datang ambil sampel air warga dan mengecek ke lokasi pabrik," bebernya.

Sementara Bowo, pemilik sumur yang airnya keruh dan bau mengaku bahwa laporan yang ditujukan ke DLH Kota Tegal itu berawal dari kondisi air sumurnya yang mendadak keruh dan bau tak sedap.

"Saya juga hanya ingin tahu, apakah air sumur saya tercemar limbah pabrik atau tidak. Saya hanya ingin memastikan saja. Sebab kondisi sumur saya itu, hampir dirasakan oleh lingkungan di sini, meski kasusnya berbeda-beda," jelasnya.

Bowo juga mengaku tidak pernah menuduh bahwa pabrik obat nyamuk Kingkong atau Pabrik Sabun Selendang sebagai penyebab keruhnya air sumur. Sebab dirinya tidak bisa membuktikan secara otentik apalagi secara laboratorium.

"Jadi kami di sini, sebagai warga hanya ingin tahu, sumurnya ini kenapa. Kemudian jika memang ada faktor lain, apakah ada solusinya. Sebab, air sumur menurut kami adalah sumber kehidupan yang harus dijaga," bebernya.

Sementara saat melakukan pemantauan limbah di Pabrik Sabun, wartawan atau warga dilarang untuk mengambil sebuah gambar maupun video. Pegawai pabrik itu juga secara tegas, melarangnya.

"Yang boleh mengambil gambar hanya DLH saja. Mohon maaf, bapak dilarang ambil gambar atau video meski sudah izin ikut ke dalam pabrik," ungkap pegawai pabrik.

BACA JUGA:Saluran Air Diduga Tercemar Limbah Pabrik, Ribuan Ikan Kecil Mati

Di tempat yang sama, Petugas DLH Provinsi Jateng juga sempat menyentil adanya temuan bak limbah yang memiliki sambungan pipa yang mengarah ke saluran air warga. Meski begitu, pegawai pabrik berkilah bahwa saluran itu tidak difungsikan sebagai saluran pembuangan limbah.

Kendati demikian, DLH Jateng menegaskan bahwa jika tidak difungsikan maka saluran yang menghubungkan dari bak limbah harus ditutup permanen. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: