Dukung Net Zero Emission, DIY Inisiasi Pembangunan Ekosistem Green Economy

Dukung Net Zero Emission, DIY Inisiasi Pembangunan Ekosistem Green Economy

Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X saat membangun ekosistem Green Economy-DOK.-

 

DISWAYJOGJA - Tahun lalu, DIY melakukan inisiasi pembangunan ekosistem Green Economy untuk mendukung Net Zero Emission (NZE). Inisiasi tersebut dilakukan di Gunung Kidul melalui tanaman Kleresede.

 

Hal ini merupakan dukungan Pemda DIY pada PT PLN Energi Primer Indonesia pada pengembangan Energi Baru Terbarukan dari biomassa kayu.Hal itu dikatakan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X pada FGD Pengembangan Sirkular Ekonomi Melalui Revitalisasi Lahan Kritis Energi.

BACA JUGA:Leuwi Liyet Rasa Green Canyon : Wisata Terbaru 2024 Primadonanya Bogor, Simak Ulasan Lengkapnya Disini!

 

Sri Sultan mengatakan, revitalisasi lahan kritis sangat krusial dalam mendukung berbagai aspek kehidupan. Pasokan energi yang stabil dan handal dibutuhkan untuk mulai penerangan sehari-hari, transportasi, hingga sektor industri yang menjadi tulang punggung ekonomi negara.

 

“Saya mendukung penuh inisiatif diversifikasi sumber energi melalui pemanfaatan bahan bakar biomassa berbasis kayu hutan produksi atau hutan tanaman energi. Inisiatif yang digagas oleh Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi RI dan PT PLN Energi Primer Indonesia ini sangatlah penting dan strategis,” kata Sri Sultan, di Hotel Eastparc, Sleman, Kamis, 21 Maret 202.

 

Pada FGD yang diselenggarakan oleh Kementerian Koordinator Maritim dan Investasi RI ini, Sri Sultan menyebut, kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat menjadi kunci dalam menghadapi krisis energi.

BACA JUGA:Viral Berkat Turis Perancis? Wisata Terbaru 2024 Green Canyon Pangandaran, Spot Estetik dan Instagramable!

 

Menurut Sri Sultan, kemitraan yang kuat antara sektor publik dan swasta dapat mendorong inovasi, investasi, dan pengembangan infrastruktur yang dibutuhkan untuk memperkuat sistem energi negara. Dimana saat ini DIY telah memulai memaksimalkan upaya pemanfaatan bahan bakar biomassa sebagai campuran bahan bakar pada PLTU, melalui tanaman Kleresede. Yaitu sejenis perdu dari kerabat polong-polongan.

 

Sebagai tanaman pagar hidup, lanjut Sri Sultan, Kleresede mempunyai banyak fungsi sebagai peneduh di pekarangan dan pelindung tanaman. Tanaman Kleresede ini memiliki daun untuk pakan ternak. Sementara batangnya, bisa dipotong-potong untuk pembakaran biogas.

 

”Kerja sama ini saya kira bisa ada lanjutan, karena masyarakat di Gunung Kidul itu, saya lihat satu kelurahan inisiatif Pak Lurah melakukan pembibitan 50.000. Satu bibit dihargai Rp1.000. Setidaknya dalam 1 desa beredar Rp50.000.0000 yang bisa memperbaiki ekonomi juga,” kata Sri Sultan.

 

Sri Sultan menambahkan, apabila besaran lahan kebun Kleresede sekitar 60 hektare ini ditambah, pembenihan juga bertambah. Daun Kleresede akan menjadi salah satu solusi mengatasi kebutuhan pakan ternak. Sedangkan batang kayunya akan menopang kebutuhan PLN atas pengganti batubara, dengan harga lebih murah.

BACA JUGA:Surga Tersembunyi! Wisata Terbaru 2024, Fakta Menarik Green Canyon Dijuluki Sebagai Hujan Abadi!

 

 “Kita perlu mengambil langkah-langkah proaktif. Efisiensi energi, adopsi teknologi penghemat energi, dan konservasi energi harus disikapi sebijak mungkin. Diversifikasi sumber energi sangat penting. Tidak bisa hanya mengandalkan bahan bakar fosil. Investasi dalam energi terbarukan, seperti tenaga surya, tenaga angin, dan biomassa, harus terus ditingkatkan,” kata Sri Sultan.  (*)

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: