57 Anak dan 24 Perempuan di Kabupaten Brebes Jadi Korban Kekerasan Seksual dan Fisik Sepanjang 2023

57 Anak dan 24 Perempuan di Kabupaten Brebes Jadi Korban Kekerasan Seksual dan Fisik Sepanjang 2023

GENCAR - DP3KB menggencarkan edukasi dan sosialisasi stop segala bentuk tindak kekerasan bagi semua elemen masyarakat.-Syamsul Falaq/ RATEG-

BREBES, DISWAY JOGJA - Sebanyak 57 anak dan 24 perempuan, menjadi korban tindak kekerasan di Kabupaten Brebes. Data tersebut, merupakan akumulasi kasus yang ditangani Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Brebes sepanjang Januari hingga Desember 2023. Bahkan, dari total temuan kasus tindak kekerasan seksual masih mendominasi sebanyak 50 kasus.

Kepala DP3KB Brebes melalui Kabid Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Fatkhiyaturrokhmah mengungkapkan, dari jumlah total 83 kasus kekerasan sepanjang Tahun 2023 terbagi menjadi enam kategori.

Yakni, 11 korban kekerasan fisik perempuan dan anak, 1 anak menjadi korban kekerasan psikis, 50 korban anak dan perempuan mengalami tindak kekerasan seksual, 3 korban tindak kasus bullying, 16 anak dan perempuan jadi korban tindak Kekerasan Dalam Rumah Tangga. Sedangkan, 2 kasus lainnya memperebutkan hak asuh anak.

BACA JUGA : 18 Desa Bantarkawung Brebes Jadi Sasaran Perluasan Kampung KB

"Berdasarkan peringkat akumulatif, tindak kekerasan seksual masih mendominasi sebanyak 44 anak menjadi korban dan 6 perempuan. Kemudian, 8 anak dan 3 perempuan jadi korban kekerasan fisik, dan 15 perempuan dan 1 anak jadi korban KDRT," jelasnya, Senin (18/3) siang.

Masih tingginya kasus kekerasan, lanjut Fatkhiyaturrokhmah, menjadi pekerjaan rumah bersama. Sehingga, edukasi dan pemahaman kepada masyarakat terus digencarkan dalam upaya pencegahan dan penanganannya.

Sedangkan, hasil analisis kasus sebagian besar pelaku kekerasan fisik, psikis dan seksual merupakan orang terdekat. Hal itu, dipicu salah asuh dan kondisi lingkungan. Terlebih, kurangnya pengawasan orang tua memperhatikan dengan siapa si anak bermain.

"Kami sangat mengapresiasi, karena banyak korban dan masyarakat sudah berani melapor. Sebab, menjadi pelapor sekaligus pelopor tentang perlindungan anak jadi program berkelanjutan," ujarnya.

BACA JUGA : 4.472 Kader Kampung KB di Brebes Kembali Digembleng Pemetaan Penyakit Tidak Menular

Sementara itu, Sub Koordinator PPA Anie Diyani menambahkan, mengacu akumulasi hasil pendampingan korban kekerasan masih didominasi kalangan menengah ke bawah. Sebab, banyak tindak kekerasan terjadi karena pelaku mudah mendekati korban.

Meski begitu, upaya pendampingan terhadap korban kekerasan terus dioptimalkan. Terlebih, memberikan motivasi melibatkan psikolog untuk memulihkan trauma semua korban tindak kekerasan. 

"Harapannya, melalui program tersebut lebih menggugah kesadaran dan partisipasi masyarakat. Khususnya, mencegah dan membangun jejaring sosial mewujudkan zero kekerasan pada anak dan perempuan," tandasnya. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: