Masjid Agung Kota Tegal, Dibangun saat Perang Jawa, Konon Pernah Dikunjungi Pangeran Diponegoro
MENANGGAPI – Tim Penyusun menanggapi pendapat yang disampaikan ketiga panelis. -K. ANAM SYAHMADANI/RADAR TEGAL -
Yono mengaku sangat mengagungkan Masjid Agung Kota Tegal. Bahkan, rela berjalan kaki sejauh 1,5 kilometer dari rumah semasa kecilnya di Kemandungan untuk salat Tarawih maupun Subuh di Masjid Agung Kota Tegal.
Yono lalu mengungkap ada cerita yang menyampaikan Pangeran Diponegoro pernah berkunjung dan salat di Masjid Agung Kota Tegal. ”Dulu ada isu Pangeran Diponegoro pernah salat di Masjid Agung Kota Tegal,” tutur Yono yang juga merupakan ketua Dewan Kesenian Kota Tegal dan penulis buku biografi Raden Ajeng Kardinah.
Sementara Wijanarto mengemukakan, sebelum Perang Jawa, Tegal memasuki masa kekacauan dan menjadi ruang ajang perebutan kekuasaan. Penguasa lama memandang Tegal sebagai daerah pesisir yang strategis, termasuk untuk penataan administrasi wilayah politik. ”Saat Perang Jawa dimulai dan akan berakhir, ada penataan wilayah,” ucap Wijanarto.
Lebih lanjut Wijanarto mengungkapkan, tuntutan modernitas kerap menanggalkan aspek-aspek yang dianggap kuno. Sang sejarawan Pantura ini mengusulkan dibuat museum kecil untuk menyimpan benda-benda bersejarah terkait Masjid Agung Kota Tegal. “Jejak historis yang masih ada di berbagai pihak agar diselamatkan,” ucap Wijanarto.
BACA JUGA:Pedagang Ayam Potong di Pasar Pagi Kota Tegal Mendadak Meninggal Dunia
KH Abu Chaer An Nur sangat bergembira dan mengucapkan banyak terima kasih kepada penulis buku sejarah Masjid Agung Kota Tegal. Buku ini dinilai sang kiai sangat dibutuhkan masyarakat. Kiai mendorong fungsi masjid ditingkatkan untuk pendidikan dan kemasyarakatan, tidak hanya menerima masyarakat, namun juga memenuhi kebutuhan masyarakat.
Perwakilan Tim Penulis Firman Hadi berharap dengan diluncurkannya buku ini sejarah Masjid Agung Kota Tegal bisa abadi hingga anak cucu nanti. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: