Pembangunan Pelabuhan Kapal Kapasitas 300 GT di Kawasan Laguna View Depok Jogja Masih Dikaji

Pembangunan Pelabuhan Kapal Kapasitas 300 GT di Kawasan Laguna View Depok Jogja Masih Dikaji

Pembangunan pelabuhan pendaratan kapal ikan berkapasitasn 300 gross tonnage (GT) di kawasan Laguna View Depok masih dikaji Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantul.-DOK.-

DISWAYJOGJA - Pembangunan pelabuhan pendaratan kapal ikan berkapasitasn 300 gross tonnage (GT) di kawasan Laguna View Depok Jogja masih dikaji Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantul. Hal ini karena di wilayah Padukuhan Depok, Parangtritis terdapat Jembatan Kretek 2 yang melintasi aliran air muara Sungai Opak.

BACA JUGA:Inilah 5 Rekomendasi Pantai Jogja yang Wajib Anda Kunjungi Saat Berwisata ke Jogja

Menurut Bupati Bantul Abdul Halim Muslih, wilayah di kawasan Laguna View Depok cukup luas, yakni sekitar 300 meter. Namu, kapal untuk keluar menuju laut harus melewati pintu kecil atau sowangan. ”Di sana terjadi pendangkalan,” kata Abdul Halim, Jumat (10/11/2023).

BACA JUGA:Viral Kipas Angin AC Mini Portable 100 Ribuan, Begini Review Lengkapnya

Karena itu, lanjut dia, untuk memperlancar pengoptimalan keluar masuk kapal dengan kapasitas 300 GT dibutuhkan pengerukan pasir. Dimana setiap pasirnya harus dikeruk agar kapal atau perahu nelayan bisa keluar melaut. ”Layak atau tidak dengan potensi keuntungan yang akan kami raih,” tambahnya.

BACA JUGA:7 Rekomendasi AC Murah Terbaik 2023, Dengan Kapasitas 1/2 Pilihan Terbaik Untuk Ruang Kecil

Hal itu, kata dia, masih terus dilakukan pengkajian. Apalagi, pembangunan pelabuhan itu dilakukan untuk mengoptimalkan hasil tangkapan ikan para nelayan di DIY. 

Halim mengatakan, potensi laut di Kabupaten Bantul atau di perairan Samudra Hindia Selatan DIY sangat tinggi. Sebab, di sana terdapat beragam jenis ikan yang melimpah. Antara lain ikan tuna, barakuda, kuwe, hingga layur. ”Itu belum kami ambil karena para nelayan sulit untuk menjangkau ikan-ikan tersebut,” jelasnya.

Dengan demikian, pihaknya memerlukan sarana prasarana berupa pelabuhan pendaratan ikan. Walaupun untuk mewujudkan itu masih dilakukan kajian tentang kelayakan teknisnya. Sebab, masih terjadi sedimentasi terus menerus.

Pria kelahiran Rembang ini menjelaskan, masterplan yang disusun sudah jadi. Namun belum dipresentasikan ke gubernur. Pihaknya tengah meminta waktu ke gubernur untuk mempresentasikan. Sebab, biaya yang dikeluarkan cukup besar, yakni lebih dari Rp1 triliun.

”Biaya Rp1 Triliunitu tidak hanya untuk membangun tambatan kapal, tapi untuk penataan kawasan juga. Termasuk tempat pelelangan ikan, industri pengalengan ikan, dan taman kuliner ikan,” jelasnya.

Dia menambahkan, Pemkab Bantul  belum berani merencanakan waktu pembangunannya. Sebab, kesepakatan terhadap masterplan tersebut harus dituntaskan. Nantinya, pembangunan akan dibiayai oleh pemerintah pusat, DIY, dan Bantul. (*)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: