Jogja Fashion Week Hadirkan 133 Desainer, Berpotensi Jadi Kekuatan Baru Ekonomi DIY
JFW yang diadakan Pemda DIY didukung Dana Keistimewaan itu menghadirkan 133 desainer dari berbagai wilayah di Indonesia dan 187 Industri Kecil Menengah (IKM) berkelas dunia.-DOK.-
DISWAYJOGJA - Jogja Fashion Week (JFW) 2023 hadir dengan lebih meriah. JFW yang diadakan Pemda DIY didukung Dana Keistimewaan itu menghadirkan 133 desainer dari berbagai wilayah di Indonesia dan 187 Industri Kecil Menengah (IKM) berkelas dunia.
BACA JUGA:Event Jogja Cultural Wellness Festival 2023 Ada 4 Rangkaian, Ini Kegiatannya
JFW yang akan digelar hngga 12 November mendatang dibuka Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X. JFW yang digelar di Jogja Expo Center (JEC) Bantul, Kamis (09/11/2023) bertema Becoming Word Fashion Capital.
Sri Sultan menyebutkan, fesyen di DIY memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan. Dengan demikian, mampu meningkatkan perekonomian dengan signifikan. Fesyen akan menjadi kekuatan baru untuk pertumbuhan ekonomi.
BACA JUGA:Destinasi Wisata Budaya Jogja yang Perlu di Pertimbangkan Ketika Berkunjung ke Jogja
“Bagi saya fesyen yang ada di Yogyakarta ini, saya merasakan dan melihat bahwa potensinya sangat besar. Harapan saya bagaimana fesyen menjadi kekuatan baru dalam pertumbuhan ekonomi di Yogyakarta. Tanpa itu, tumbuhnya hanya 5,3 atau 5,6 saja harus ada potensi baru yang bisa memberikan nilai pertumbuhan (ekonomi) untuk bisa lebih dari 6 persen,” ungkap Sri Sultan.
Sri Sultan mencontohkan SiBakul yang telah sukses membantu UMKM memasarkan produknya saat Covid melanda. Pemda DIY memberikan fasilitas gratis ongkos kirim bagi UMKM yang tergabung dalam SiBakul.
BACA JUGA:Wajib Saksikan! 5 Tradisi Jogja yang Masih Diselenggarakan Sampai Sekarang
”Ternyata begitu tiga bulan berikutnya BPS mengeluarkan hasil risetnya per kuartal itu SiBakul sendiri memberikan pertumbuhan ekonomi 31,2 persen, bagi saya sangat mengejutkan. Fesyen juga demikian, tapi belum bisa kita konsolidasikan potensi itu menjadi kekuatan baru dalam konteks ekonomi daerah,” tambah Sri Sultan.
Karena itu, kata Sri Sultan berharap, pelaku usaha memperhatikan para pekerjanya. Salah satunya yakni pembatik yang upahnya masih dirasa murah. Dengan demikian, anak-anak muda lebih tertarik pada bidang kerajinan atau kesenian lainnya yang dirasa lebih menjanjikan dari segi ekonomi.
“Kesadaran para pengusaha bagaimana batik menjadi potensi utama. Harapan kami pembatik hidupnya juga bisa lebih baik. Agar anak-anak muda mau meneruskan,” ujar Sri Sultan.
Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Daerah Istimewa Yogyakarta (Disperindag DIY) Syam Arjayanti mengatakan, penyelenggaraan JFW tahun ke-18 diharapkan dapat mewujudkan Jogja sebagai pusat fashion dunia pada 2028.
“Sesuai SK Gubernur nomor 139 Tahun 2022 tentang Tim Penyiapan Jogja Pusat Fasyen Dunia, tim perumus sudah melaksanakan persiapan dengan menyiapkan berbagai berbagai aktivitas. Antara lain, penyusunan konsep pengembangan fesyen, inkubasi bisnis, fashion show, pameran nasional maupun internasional, bisnis matching, kolaborasi dengan berbagai stakeholder,” ungkapnya. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: