Janda Lumpuh Asal Brebes Akhirnya Jalani Pengobatan di RSUD dr Margono Purwokerto
SINGGAH – Muzalfah, 62, janda lumpuh warga Desa/Kecamatan Ketanggungan singgah di panti Sentra Satria Baturraden sebelum menjalani operasi. -EKO FIDIYANTO/ RADAR BREBES -
BREBES, DISWAYJOGJA – Muzalfah, 62, seorang janda lumpuh warga Desa/Kecamatan Ketanggungan, Kabupaten Brebes yang mengalami lumpuh dan tak mampu berobat akhirnya menjalani pengobatan. Muzalfah kini tengah menjalani operasi tulang bagian pinggang di RSUD dr Margono Purwokerto.
Janda lumpuh yang tinggal sebatang kara di rumahnya yang berlokasi di RT 03/RW 02 ini menjalani pengobatan setelah masuk jadi peserta BPJS Kesehatan.
Kepala Desa Ketanggungan Sofani mengatakan, sebelum menjalani operasi di RSUD dr Margono Purwokerto, Muzalfah dibawa ke panti Sentra Satria Baturraden (UPT Kemensos). Sembari menunggu pembuatan identitas kependudukan dan BPJS Kesehatan (PBI), menjalani hari-harinya di panti tersebut. Kini, Muzalfah pun sudah menjalani perawatan medis di RSUD dr Margono Purwokerto.
”Beberapa hari yang lalu, kita bersama tim TKSK Ketanggungan dan beberapa pihak lainnya mengantar Ibu Muzalfah ke panti Sentra Satria Baturraden sambil menunggu jadwal operasi dan berkas administrasi jadi. Di sana beliau diurus dengan baik oleh petugas,” ungkap Sofani, Selasa (31/10/2023).
Sofani menuturkan, Muzalfah berstatus janda setelah suaminya meninggal dunia dua tahun lalu. Muzalfah mengalami lumpuh sejak beberapa bulan lalu setelah jatuh. Ia pun tak mampu berobat ke rumah sakit lantaran tak memiliki biaya.
Muzalfah tak memiliki satu pun anak, sehingga tak ada yang bisa membantunya berobat ke rumah sakit. Muzalfah mengaku belum pernah berobat ke dokter lantaran tak memiliki biaya.
”Untuk makan kesehariannya, dari belas kasihan para tetangga. Setelah berita kemarin sempat viral, banyak warga yang membantunya, baik berupa uang, sembako, dan lainnya,” lanjut Sofani.
Kondisinya yang lumpuh, membuatnya tak bisa melakukan aktivitas apapun. Ia pun terpaksa tidur di teras rumahnya yang ditutupi tirai lusuh. Tirai ini untuk menangkal hawa dingin saat malam hari ia terlelap tidur. Muzalfah tidur di sofa yang rusak dan lusuh. Terdapat dua sofa panjang di teras itu. Satu sofa untuk tempat tidur dirinya, dan satu sofa lainnya untuk tamu tetangga yang berkunjung.
Di tempat itu juga terdapat kipas angin lusuh dan satu meja berukuran besar untuk tempat menaruh air minum dan makanan, serta perlengkapan kebutuhan lainnya. Saat ditemui di rumahnya, Muzalfah pun tak tahan terus mengusap air mata, tatkala dirinya menceritakan kondisi kehidupannya. Ia tak kuasa menahan kesedihannya lantaran tak bisa berbuat apa-apa.
”Kami juga sudah mengusulkan untuk bantuan jamban sehat dan sudah oke mau dibantu Dinperwaskim. Untuk jamban memang sudah ada di belakang rumahnya, tapi karena kondisinya lumpuh, maka kami usulkan agar dibuatkan jamban di depan rumahnya,” tutur dia.
Sebelumnya, Muzalfah mengaku, meskipun ada kursi roda di rumahnya, ia jarang sekali menggunakan alat bantu tersebut. Ia tak sanggup untuk naik turun kursi roda lantaran merasa kesakitan saat menggerakkan tubuhnya.
Ia memilih tinggal di teras rumahnya lantaran agar lebih mudah untuk berinteraksi dengan tetangganya. Untuk keperluan MCK, ia membuat ruang kamar mandi yang berdinding terpal di depan rumahnya.
”Kalau ke kamar mandi di dalam rumah itu jauh, ke sananya susah. Jadi bikin (tempat mandi) di depan rumah. Untuk airnya minta tolong tetangga mengambilkan di dalam. Untuk tidur dan aktivitas lainnnya memang di luar rumah. Di teras, semuanya di teras,” ungkapnya.
Ketua RT 03 RW 02 Sunanto mengatakan, Muzalfah tak memiliki KTP maupun KK lantaran telah hilang sebelum ia lumpuh. Ia pun tak memiliki BPJS untuk berobat ke rumah sakit. Dengan demikian, sampai sekarang, ia hanya bisa pasrah dengan kondisinya. "KK, KTP katanya tidak punya. Jadi mau bikin BPJS kita belum bisa bantu. Kami berharap pemerintah bisa membantu Ibu Muzalfah," tandasnya. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: