Selokan Mataram Ditutup, 1.068,6 Hektare Lahan di Sleman Dibiarkan Terbengkalai

Selokan Mataram Ditutup, 1.068,6 Hektare Lahan di Sleman Dibiarkan Terbengkalai

ILUSTRASI - Seorang bocah sedang bermain di persawahan yang terlihat kering. -DOK.-

DISWAYJOGJA – Akibat penutupan Selokan Mataram dan kemarau panjang tahun ini, sebanyak 1.068,6 hektare lahan dibiarkan terbengkalai. Sebab, di lahan itu kesulitan pasokan air. 

BACA JUGA:5 Daftar AC Portable Hemat dan Awet Terbaik di Tahun 2023, Simak Ulasanya Dibawah Ini

Kepala Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan (DP3) Sleman Suparmono menjelaskan, dampak dari kesulitan air itu, bisa terjadi puso atau gagal panen. Selain itu, penurunan hasil panen hingga 25 sampai 45 persen. Sebab, lahan pertanian mengalami nelo atau tanah pecah-pecah akibat kadar air yang menurun.

Suparmono menjelaskan, lahan pertanian yang terbangkalai itu tersebar di 9 kecamatan/kapanewon. Dari data yang ada, lahan pertanian 9 kecamatan atau kapanewon di Kabupaten Sleman yang kesulitan pasokan air luasanya berbeda-beda.

BACA JUGA:Bentrok Massa Simpatisan di Muntilan Bikin Efek Traumatis Warga

Misalnya di kecamatan/kapanewon Minggir, lahan pertanian yang dibiarkan terbengkalai ada sekitar 678 hektare. Di kecamatan / kapanewon Moyudan 923 hektare. Di kapanewon Seyegan ada 85 hektare.

Kemudian di Tempel luasnya 14 hektare lahan pertanian yang dibiarkan terbengkalai. Di kapanewon Mlati 82 hektare lahan. Lalu di Gamping seluas 49 hektare lahan. Di Depok lahan seluas 2 hektare dibiarkan tidak ditanami.

”Untuk di kecamatan/kapanewon Kalasan 251 hektare lahan yang menggantungkan Selokan Mataram, tapi kekurangan air bisa diatasi dengan bantuan pompa,” kata Suparnomo, Senin (16/10/2023).

Namun demikian, untuk meminimalisasir dampak kerugian, para petani sudah menyiapkan langkah. Kemudian memanfaatkan bantuan pompa air dan sumur ladang. ”Petani berganti menanam komoditas palawija atau hortikultura,” imbuh Pram.

Diketahui, Balai Besar Wilayah Sungai Serayu-Opak (BBWSSO) bakal menutup aliran Selokan Mataram selama satu bulan. Terhitung dari tanggal 1 Oktober sampai dengan 31 Oktober 2023 mendatang.

Ahli Madya Bidang Pelaksanaan Jaringan Air BBWSSO Rr. Vicky Ariyanti menyatakan, penutupan aliran Selokan Mataram dilakukan karena beberapa proyek. Di antaranya pembangunan bangunan ukur saluran induk, pembangunan pintu, serta pemeliharaan sekaligus pengerukan sedimentasi.

”Proyek tersebut sebenarnya direncanakan berjalan selama dua bulan. Namun dipercepat hanya satu bulan di Oktober karena melihat dampak dari pematian aliran air di Selokan Mataram,” bebernya. (*)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: