Simak! Profil Singkat Sayuti Melik Sang Pengetik Naskah Proklamasi

Simak! Profil Singkat Sayuti Melik Sang Pengetik Naskah Proklamasi

--

DISWAY JOGJA- Kemerdekaan menjadi sebuah hal sangat penting bagi suatu bangsa. Indoensia memiliki sebuah perjuangan panjang dalam menggapai sebuah Kemerdekaan hal ini menjadi sebuah bahan bagi masyarakat indonesia untuk mengingat para pahlawan Kemerdekaan salah satunya adalah Sayuti Melik

Tokoh muda yang menjadi kunci dalam peranya mengetik teks proklamasi dan memiliki peran untuk menculik Soekarno dan Hatta untuk menyegerakan Kemerdekaan Indonesia dan berikut adalah Profil Singkatnya

Mohamad Ibnu Sayuti atau lebih dikenal dengan Sayuti Melik dicatat dalam sejarah Indonesia sebagai tokoh proklamasi yang mengetik naskah proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Selain itu, dia juga dikenal sebagai sosok yang mengubah kalimat “wakil-wakil bangsa Indonesia” menjadi “atas nama bangsa Indonesia” dalam konsep naskah proklamasi.

 

Sayuti lahir pada 22 November 1908 di Sleman, Yogyakarta. Anak dari pasangan Abdul Mu’in alias Partoprawito, seorang bekel jajar atau kepala desa di Sleman, Yogyakarta dengan Sumilah. Dia menempuh pendidikan pertama di Sekolah Ongko Loro (setingkat SD) di Desa Srowolan hanya sampai kelas IV dan diteruskan di Yogyakarta sampai mendapatkan ijazah.

 

Sejak kecil, dia sudah ditanamkan nasionalisme oleh ayahnya saat menentang Belanda yang menggunakan sawahnya untuk ditanami tembakau. Ketika belajar di sekolah guru yang berada di Solo tahun 1920, dia belajar nasionalisme dari guru sejarahnya yang berkebangsaan Belanda, yaitu H.A. Zurink.

 

Sayuti termasuk dalam kelompok Menteng 31, yang berperan dalam penculikan Ir. Soekarno dan Moh. Hatta pada 16 Agustus 1945. Dia dan para pemuda yang lain membawa Ir. Soekarno (bersama Fatmawati dan Guntur yang baru berusia sembilan  bulan) dan Moh. Hatta ke Rengasdengklok. Tujuannya adalah agar mereka tidak terpengaruh oleh Jepang.

 

Setelah Indonesia merdeka, dia menjadi anggota Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) dan dikenal sebagai pendukung Ir. Soekarno, tetapi juga sebagai orang yang berani menentang gagasan Nasakom (nasionalisme, agama, komunisme).

BACA JUGA:Rekomendasi 9 Merk Senar Gitar Akustik

 

Dia mengusulkan agar Nasakom diubah menjadi Nasasos (nasionalisme, agama, sosialisme). Tidak hanya itu, dia juga menentang pengangkatan Ir. Soekarno sebagai presiden seumur hidup oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS).

 

Sayuti meninggal pada 27 Februari 1989 setelah setahun sakit, pada usia 80 tahun di Jakarta dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata. Dia menerima Bintang Mahaputra Tingkat V (1961) dari Ir. Soekarno dan Bintang Mahaputra Adipradana (II) dari Presiden Soeharto (1973).***

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: gramedia.com