Keren! Tegal Memang Unik Berikut 7 Keunikan Budaya Tegal, Kamu Wajib Tau
Tari Endel merupakan salah satu tarian khas Tegal--
Disway Jogja - Budaya lokal Tegal didasarkan pada budaya utamanya, yaitu budaya Jawa, hanya perbedaan kecil yang muncul dan menimbulkan perbedaan budaya Tegal itu sendiri.
Keduanya ditinjau dari dialek bahasa, tuturan, seni, filsafat dan pandangan hidup serta aspek lainnya.Mengenai budaya dan kesenian pada masyarakat Tegal, berikut penjelasannya:
1. Tradisi pelepasan sesajen di akhir tahun
Pada akhir tahun, masyarakat setempat membuat gunungan sedekah yang diisi dengan buah dan sayuran seperti apel, pisang, jeruk, mangga, jambu biji, belimbing, terong, paprika, timun, pare, kacang panjang dan lain-lain. Kepala banteng biasanya diletakkan di tengah gunung.
Setelah itu, gunung tersebut akan diangkut dengan kapal besar dan dibuang ke tengah laut. Banyak warga yang menaiki kereta tersebut, mulai dari anak-anak hingga orang tua, ikut bergabung. Setelah kapal kembali, ada acara penyambutan dengan umpan balik dari dangdut orjen.
Tradisi ini sebagai bentuk rasa syukur masyarakat kepada Allah SWT yang telah meridhoi masyarakat Kota Tegal.
2. Tradisi Moci
Singgah di Tegal, jangan lewatkan tekonya. Biasa disebut moci, tradisi minum teh ini sudah ada sejak lama. Penduduk setempat biasanya memakannya untuk sarapan atau sore hari, bersama dengan makanan ringan seperti tahu.
Teh disajikan dalam pot dan cangkir tanah liat. Daun teh kering dengan aroma melati direndam dalam air mendidih. Kemudian masukkan gula batu ke dalam cangkir. Perlahan, gula ini akan meleleh dan bercampur dengan panasnya teh, menciptakan rasa wasgitel yang harum, panas, lengket, dan kental.
Tradisi moci juga dilakukan pada saat acara besar dan perayaan penting. Namun, menyeruput teh bersama memberikan tempat yang nyaman bagi warga untuk bersantai dan mengobrol, sekaligus menciptakan suasana yang bersahabat.
3. Tradisi mutih
Tradisi ini hanya dilakukan oleh kedua mempelai. Biasanya, kedua mempelai tidak diperbolehkan makan lauk pauk yang enak, melainkan hanya makan nasi putih dan tahu yang belum digoreng. Saat tradisi ini berlangsung, kedua mempelai juga tidak boleh bertemu.
Namun, mereka masih diperbolehkan berkomunikasi melalui telepon seluler dan akan dipertemukan kembali setelah Ijab Qobul. bertujuan agar kedua mempelai menjadi lebih cantik setelah di makeover, agar mempelai pria menjadi terpesona saat melihat calon jodohnya.
BACA JUGA:Jangan Lupa Beli Oleh-Oleh Ini Jika Mampir Ke Tegal, Berikut 7 Rekomendasinya
4. Lebaran Tegal
Penduduk kota Tegal umumnya akan menyambut lebaran dengan tradisi prepegan. Biasanya menjelang Lebaran, warga kota Tegal berbondong-bondong ke pasar dengan berjalan kaki untuk berbelanja berbagai kebutuhan untuk menjamu tamu.
Selama masa persiapan, pasar sangat ramai bahkan ramai. Saat liburan, warga Kota Tegal akan berkunjung ke rumah kerabat jauh (nyadran). Nyadran biasanya dibuat dengan membawa kue atau sirup untuk diberikan kepada saudaranya. Biasanya warga kota Tegal menyiapkan sayur kupat dan opor ayam
5. Tarian khas Tegal Endel
Tari Endel merupakan salah satu tarian khas Tegal, dimana penarinya menggunakan topeng dalam enam gaya yaitu topeng Endel, Kresna, Panji, Patihan, Lanyapan Alus dan Kelana.
Ada juga tambahan topeng yang bersifat punakawan dan beberapa topeng lainnya yang sesuai dengan kebutuhan cerita. Pertunjukan biasanya berlangsung 3-4 jam dan melibatkan 10 pangrawit, satu sindenm, dan satu dalang.
6. wayang Golek Cepak
Wayang golek tidak hanya orang Sunda yang tahu, tetapi juga orang Tegal. Biasa dikenal dengan Wayang Golek Cepak Tegalan, bahan pembuatan wayang ini adalah kayu jaran kedondong. Kayu ini dinilai memiliki kualitas yang baik dan daya tahan yang tinggi.
Sedangkan untuk mewarnai boneka, masyarakat menggunakan cat semprot pada kendaraan roda empat agar boneka terlihat lebih cantik.
Keberadaan wayang golek ini tak lepas dari tangan dingin Ki Enthus Susmono, dalang sekaligus Bupati Kabupaten Tegal. Dia kemudian menamai lakon wayang Lupit dan Slenteng, dan menciptakan dua maskot wayang di daerah tersebut.
7. Tarian Sintren
Kesenian tari tradisional Sintren sangat digemari masyarakat di pesisir utara pulau Jawa, seperti Indramayu, Cirebon, Brebes, Pekalongan dan Tegal. Dengan melodi magis, tarian ini menggambarkan hubungan cinta terlarang Sulasih dan Raden Sulandono.
Namun, keduanya dipertemukan di Kerajaan Gaib oleh Dewi Lanjar, ibunda Sulandono. Dari kisah tersebut, selama Sintren dipenjara, penari yang lugu itu sering dirasuki roh bidadari Dewi Lanjar, setelah sang pelatih melantunkan mantera.
Selain itu, alat musik terakota dan kipas bambu menghasilkan suara yang khas sehingga membuat pertunjukan semakin menarik.(*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: