Al Azhar Mesir Hampir Ditutup Presiden Soekarno Menyelamatkannya, Ini Dialognya dengan Presiden Mesir

Al Azhar Mesir Hampir Ditutup Presiden Soekarno Menyelamatkannya, Ini Dialognya dengan Presiden Mesir

Soekarno dan Universitas Al Azhar Mesir. Ada peran Soekarno atas eksistensi Al Azhar. --

DISWAY JOGJA – Universitas Al Azhar merupakan salah satu yang tertua di dunia dan masih berdiri sampai sekarang. Tapi, tahukah anda bahwa Al Azhar hampir saja ditutup seandainya presiden pertama RI Soekarno tidak menyelamatkannya.

Begini kisahnya seperti diceritakan oleh mufti Mesir Syeikh Ali Jumah dalam sebuah kanal Youtube. Presiden Mesir pada saat ini adalah Gamal Abdul Naseer yang juga merupakan pemimpin terkemuka dari kalangan Timur Tengah, seperti halnya Soekarno.

Pada saat Gamal Abdul Naseer menghadiri konferensi Asia Afrika di Bandung pada tahun 1955, bertemulah dengan Soekarno yang merupakan salah satu sahabat terbaiknya.

BACA JUGA:Royal pada Temen tapi Pelit ke Istri, 5 Sikap Suami yang Paling Tidak Disukai Istri

Seperti diketahui, Konferensi Asia Afrika (KAA) merupakan inisiasi Soekarno dalam memperjuangkan kemerdekaan bangsa Asia Afrika. Yang akhirnya menjadi perhimpunan negara Non-Blok.

Pada saat itu di dunia terbagi dalam dua blok besar, yaitu blok timur (Uni Sovyet) atau Rusia dan blok Barat (Amerika dan sekutunya).

Dialog Soekarno dan Presiden Mesir yang Akan Menutup Al Azhar

Pada saat pertemuan di Bandung tersebut Gamal Abdul Naseer mengutarakan niatnya kepada Soekarno untuk menutup Al Azhar. Dan menganggap Al Azhar adalah masalah dalam negerinya sendiri yang membebani keuangan negara.

Terjadilah dialog antara keduanya.

Gamal, “Hari ini saya menandatangi keputusan untuk menutup Al Azhar,” kata Presiden Mesir tersebut.

“Apa yang telah kamu perbuat Gamal?” kata Soekarno terkejut.

“Kamu juga akan menutup Sungai Nil dan Piramida juga?” cecar Soekarno lebih lanjut.

“Kami tidak pernah mengenal kalian sama sekali kalau bukan karena Al Azhar. Dan hubungan kami dengan kalian selama ini baik budaya maupun perdagangan adalah karena Al Azhar,” terang Soekarno.

Bagai disambar geledek, Gamal Abdul Naseer seperti orang baru bangun dari tidur dan tersadar. Betapa Al Azhar sudah mendunia dan keputusannya bisa jadi salah besar.

Presiden Mesir tersebut mendengarkan Soekarno ketika menceramahinya.

“Keputusanmu ini sangat keliru dan berbahaya,” ujar Soekarno.

Gamal semakin bingung dan menjadi serba salah. Karena tidak ada yang masukan yang baik di sekelilingnya soal keputusannya menutup universitas Al Azhar.

Gamal lalu bertanya kepada Soekarno, “Lalu apa yang harus saya lakukan?”

“Kamu harus pertahankan dan dukung perkembangan Al Azhar agar menjadi semakin kuat,” pinta Soekarno. Gamal hanya bisa mengangguk dan mendengarkan sahabatnya memberi masukan.

Begitu pulang dari KAA di Bandung Gamal langsung memanggil menterinya yang bernama Soeleyman Husein dan Said Aryan. Lalu membatalkan keputusan untuk menutup Al Azhar dan sebagai gantinya keluarlah dekrit nomor 103 yang memperkuat keberadaan Al Azhar.

Dalam bagian dari dekrit itu, Gamal ingin menjadikan Al Azhar sebagai rujukan utama pendidikan Islam tidak saja di Mesir, tapi juga di seluruh dunia.

Selain itu juga Gamal membuat kementrian baru yaitu Majelis Tinggi Urusan Keagamaan yang mendorong Al Azhar semakin mendunia dengan menerbitkan majalah, radio Alquran Karim dan pemberian beasiswa bagi seluruh negara Islam di dunia.

Sekarang Al Azhar menjadi kiblat pendidikan Islam seluruh dunia dan menjadi rujukan bagi banyak pondok pesantren di Indonesia.

Salah satu antaranya adalah Pondok Modern Gontor yang menjadikan kurikulum Al Azhar sebagai kurikulum utama pada proses pembelajaran. 

Pondok Gontor dan Al Azhar Mesir sudah menjalin kerjasama antara lain pemberian beasiswa santri Gontor yang ingin melanjutkan ke Al Azhar.

Ijazah dari pondok Gontor juga sudah muadalah (setara) dan diakui Al Azhar. Sehingga para santri ketika melanjutkan ke Al Azhar tinggal penyesuaian masalah bahasa saja.

Itulah sekelumit cerita tentang keberadaan Universitas Al Azhar Mesir yang sampai sekarang masih berdiri karena jasa Soekarno.

Jika saja Presiden pertama RI tersebut tidak mencegah keputusan pemimpin Mesir, apa jadinya Al Azhar sekarang. Mungkin tinggal kenangan saja. 

Berawal dari Soekarno mengundang presiden Mesir ke Bandung dalam rangka Konferensi Asia Afrika dan berdialog, bisa jadi hari ini kita tidak mengenal lagi keberadaan Al Azhar. Al Fatihah untuk Presiden Soekarno. (*)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: