Harga Solar Terus Naik, Ribuan Nelayan Tegal Terancam Nganggur

Harga Solar Terus Naik, Ribuan Nelayan Tegal Terancam Nganggur

Pelabuhan Jongor, Tegalsari, kini dipenuhi kapal yang masih belum melaut karena mahalnya BBM jenis solar. (Agus Wibowo/Radar Tegal)--

TEGAL (Disway Jateng) – Naikknya harga BBM jenis solar yang hingga kini tak kunjung turun membuat ribuan nelayan di wilayah pesisir Tegal terancam menganggur. Sebab, naiknya harga solar membuat kapal-kapal pencari ikan tidak berani melaut karena tidak seimbang antara pengeluaran dan pendapatan.

 

Plt Ketua HNSI Kota Tegal, Eko Susanto, Sabtu (25/6) mengatakan, kondisi saat ini nelayan sedang tidak baik-baik saja karena kenaikkan harga BBM solar.

 

"Bukan hanya nelayan Tegal saja tapi semua,” katanya.

 

Eko menyebut, saat ini di Pelabuhan Tegal dan Jongor Tegalsari dipenuhi ribuan kapal nelayan berbagai ukuran dan alat tangkap yang tidak bisa melaut karena melambungnya harga solar.

 

"Harapan kami pemerintah bisa menentukan harga solar khusus untuk meringankan beban itu," terang Eko saat mengadu ke Wali Kota Tegal.

 

Ditambahkan, sekitar empat bulan terakhir harga solar untuk industri terus merangkak naik. Puncaknya, terjadi pada dua pekan terakhir, mencapai Rp17.000 per liter atau hampir dua kali lipat dari harga sebelumnya Rp8.000 per liter.

 

"Ini jelas menjerat para nelayan. Sebab kenaikkan BBM solar membuat biaya operasional membengkak sehingga para pemilik kapal kesulitan melaut," ungkapnya.

 

Apalagi, BBM solar yang dibutuhkan unjtk sekali melaut bisa mencapai ratusan liter. Eko berharap kepengurusan HNSI Kota Tegal dapat berpihak pada nelayan.

 

"Jangan sampai ada regulasi-regulasi yang justru membebani para nelayan," ujarnya.

 

Sementara, Koordinator Umum Front Nelayan Bersatu, Kajidin mengatakan kenaikkan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dan kenaikkan harga BBM industri perikanan cukup merugikan nelayan, utamanya Anak Buah Kapal (ABK).

 

Sebab bagi pemilik kapal bukan persoalan besar. Karena jika pemilik kapal rugi, mereka tinggal mengikat kapal dan tidak melut. Tapi berbeda dengan nasib ABK yang bergantung dengan berangkat atau tidaknya kapal mencari ikan.

 

"Secara otomatis, nelayan akan banyak yang menganggur," ungkapnya. (gus)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: radar tegal