Warna Warni Malioboro Hadirkan Kirab Budaya hingga Musik Amal di Titik Nol Kilometer

Warna Warni Malioboro Hadirkan Kirab Budaya hingga Musik Amal di Titik Nol Kilometer

Sejumlah pertunjukan kesenian ditampilkan di kawasan Titik Nol Kilomter Yogyakarta, pada Rabu (10/12/2025), sekaligus bertepatan dengan agenda kawasan Malioboro full pedestrian dan ajang Malioboro Charity for Sumatra.--Foto: Anam AK/diswayjogja.id

YOGYAKARTA, diswayjogja.id - Kawasan Malioboro kembali diteguhkan sebagai ruang kolaborasi publik yang mempertemukan seniman, budayawan, komunitas, pelaku ekonomi kreatif, hingga pemerintah. 

Komitmen tersebut diwujudkan melalui gelaran Warna Warni Malioboro yang bakal digelar pada Jumat (19/12/2025) di kawasan Titik Nol Kilometer Yogyakarta.

Kegiatan ini dijadwalkan berlangsung mulai pukul 13.00 hingga 22.00 WIB, menghadirkan beragam atraksi seni dan budaya yang dapat dinikmati masyarakat sepanjang hari. 

Kepala Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Kota Yogyakarta, Yetti Martanti, menyebutkan selain berbelanja dan berwisata, pengunjung diajak menikmati Malioboro sebagai ruang interaksi, apresiasi seni, dan kebersamaan.

BACA JUGA : Tak Gelar Event Tahun Baru, Malioboro Tetap Hidup dengan Atraksi Seni Jalanan

BACA JUGA : Akses Malioboro Diperketat, Arus dari Exit Tol Prambanan Dialihkan

"Sejumlah agenda utama akan meramaikan Warna Warni Malioboro, di antaranya Kirab Bregada, Atraksi Barongsai, Pawai Warna Warni Malioboro, serta Lukis Titik Nol Kilometer On The Spot bersama para perupa Yogyakarta," ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis (18/12/2025). 

Acara juga dimeriahkan dengan Music Charity Performance for Sumatera yang menghadirkan sejumlah musisi dan kelompok seni, seperti Kyai Kanjeng, KSBJ Jogja, Nos Indonesia, Nolkmkustik, dan Sirkus Barock.

Pawai budaya akan melibatkan berbagai komunitas dan sanggar seni, di antaranya Bregada Nyutran, Prajurit Jogja 2, Rakyat Suryatmaja, Nyi Purbo, Saeko Kapti, Wirosooro, Pasembaja, Wedhung Baswara, Tegal Siyogo, Retnoningsih, serta sejumlah sanggar seni tari dan pertunjukan lainnya.

Yetti menambahkan bahwa kegiatan di Malioboro tumbuh dari partisipasi aktif berbagai pihak.

BACA JUGA : Tak Ada Full Pedestrian, Malioboro Tetap Bisa Diakses Saat Nataru

BACA JUGA : Jalan ke Malioboro Diatur Ulang, Ini Rute Baru Saat Jembatan Kewek Dipreservasi

“Ruang kolaborasi dan partisipasi di Malioboro sangat terbuka. Malioboro menjadi milik bersama yang dijaga secara gotong royong, sehingga ketertiban, kenyamanan, dan keberlanjutan kawasan dapat diwujudkan bersama-sama,” terangnya. 

Melalui Warna Warni Malioboro, Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta berharap Malioboro terus berkembang sebagai ruang publik yang inklusif, tertib, dan berkelanjutan, serta menjadi ruang budaya bersama yang hidup karena kolaborasi masyarakat.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: