TPR Kawasan Pantai Selatan Bantul Digeser ke Selatan JJLS, Pemkab Siapkan Bangunan Permanen
Markus Purnomo, Sub Koordinator Promosi Kepariwisataan Dinas Pariwisata Bantul, saat menjelaskan rencana pelaksanaan event pendukung sektor pariwisata daerah.--Foto: Kristiani Tandi Rani/diswayjogja.id
BANTUL, diswayjogja.id - Pemerintah Kabupaten Bantul mulai menggeser lokasi tempat pemungutan retribusi (TPR) kawasan pantai selatan ke sisi selatan jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS).
Kebijakan ini menyusul dioperasikannya Jembatan Pandansimo sejak Senin (29/9/2025), yang kini menjadi jalur utama menuju kawasan wisata pantai di wilayah barat Bantul.
Subkoordinator Promosi Kepariwisataan Dinas Pariwisata Bantul, Markus Purnomo, menjelaskan bahwa pergeseran TPR dilakukan sehari setelah jembatan Pandansimo resmi dibuka.
Langkah ini dilakukan agar pengelolaan retribusi wisata tetap efektif mengikuti arus kendaraan wisatawan yang kini beralih ke jalur baru.
"Sudah, sudah digeser ke selatan JJLS,” katanya saat ditemui di kawasan pantai selatan Bantul, Senin (6/10/2025).
Menurutnya, proses pergeseran TPR masih menghadapi sejumlah kendala, terutama dari sisi sarana dan prasarana.
BACA JUGA : Uji Coba Jembatan Pandansimo Dimulai, Akses Bantul–Kulon Progo Makin Mudah
BACA JUGA : Dishub Bantul: Jembatan Pandansimo Jadi Urat Nadi Baru Mobilitas Selatan Yogyakarta
Sebagian besar TPR di wilayah barat masih menggunakan tenda darurat, lantaran bangunan permanen belum rampung dibangun.
"Kendalanya sementara ini kalau dilihat ada di sarana prasarana. Kecuali TPR Pantai Goa Cemara, yang lain masih pakai tenda darurat karena prototipe bangunannya belum selesai,” ucapnya.
Ia menjelaskan, pembangunan TPR prototipe dikerjakan oleh Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman (PU-PKP). Hingga awal Oktober ini, proyek tersebut masih dalam tahap penyelesaian.
"Yang mengerjakan TPR prototipe itu dari PU-PKP, dan sekarang masih dalam proses penyelesaian,” ujarnya.
Meski demikian, beberapa TPR telah menggunakan bangunan tetap. Di antaranya TPR Parangtritis yang telah memiliki bangunan permanen, meski menurutnya masih perlu peningkatan kenyamanan dan desain.
“Kalau di Parangtritis sudah permanen, tapi memang teman-teman bilang kurang nyaman karena bentuknya masih seperti bangunan kotak biasa,” jelasnya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber: