Aksi Tabuh Panci di UGM, Suara Ibu Indonesia Tuntut Hentikan Program MBG

Aksi Tabuh Panci di UGM, Suara Ibu Indonesia Tuntut Hentikan Program MBG

Puluhan massa dari kalangan emak-emak yang tergabung dalam Suara Ibu Indonesia menggelar aksi damai bertajuk 'Tabuh Panci' di kawasan Bundaran UGM, Sleman, Jumat (26/9/2025) sore. --Foto: Anam AK/diswayjogja.id

Lebih lanjut, ia menyoroti tata kelola program MBG yang disebut bermasalah dan sarat konflik kepentingan, mulai dari keterlibatan anggota DPR sebagai pemilik dapur penyedia makanan, dugaan keterlibatan TNI, hingga praktik intimidasi terhadap sekolah yang mengalami kasus keracunan.

“Di beberapa daerah, bahkan orang tua dipaksa menandatangani surat yang membebaskan sekolah dari tanggung jawab bila terjadi keracunan. Ini adalah bentuk pelepasan tanggung jawab negara!” tegasnya.

BACA JUGA : Ketua DPRD DIY Minta Pengawasan MBG Diperketat Usai Tiga Kasus Keracunan di DIY

BACA JUGA : Kemasan MBG Sleman Dipastikan Aman, Dinkes Ingatkan Risiko Jika Air Tak Bersih

Suara Ibu Indonesia menyampaikan lima tuntutan utama, diantaranya pertama, penghentian program MBG yang bersifat sentralistik dan militeristik. 

Kedua, pertanggungjawaban Presiden, BGN, SPPG, dan dapur MBG atas ribuan kasus keracunan.

Ketiga, pembentukan tim pencari fakta oleh BGN untuk mengusut kasus keracunan massal dan transparansi penanganannya.

Keempat, pengusutan praktik rente dan korupsi dalam proyek MBG yang dibiayai negara.

Serta tuntutan kelima, pengembalian pemenuhan gizi anak ke komunitas dan daerah, bukan ke tangan penyedia yang tidak akuntabel.

BACA JUGA : Begini Tanggapan BGN, Soal Surat Pernyataan MTSN 2 Brebes Wali Murid Dilarang Menggugat Jika Keracunan MBG

BACA JUGA : Tiga Kali Kasus Keracunan MBG di Sleman, Bupati: SOP Harus Tegas dan Transparan

Kalis menegaskan bahwa aksi ini adalah panggilan nurani para ibu, bukan hanya untuk anak-anak mereka, tetapi untuk seluruh anak di Indonesia.

“Kami memukul panci bukan karena kami kehabisan cara. Tapi karena kami ingin suara kami menggema, bahwa negara harus panik, harus bertindak, dan harus segera menghentikan korban!” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: