CSR Bantul Tembus Rp 18,5 Miliar, Bappeda Luncurkan Sistem Terpadu untuk Perkuat Kolaborasi

CSR Bantul Tembus Rp 18,5 Miliar, Bappeda Luncurkan Sistem Terpadu untuk Perkuat Kolaborasi

Bupati Bantul Abdul Halim Muslih bersama Kepala Bappeda Bantul Ari Budi Nugroho saat membuka Forum CSR 2025 yang mencatat kontribusi Rp 18,5 miliar.--Foto: HO (Humas Pemkab Bantul)

BACA JUGA : Sekda Kabupaten Tegal Amir Makhmud; Penyaluran CSR Harus Tepat Sasaran

BACA JUGA : Alfamart Gelontorkan CSR untuk Jogging Track di Stadion Penusupan

“Regulasi ini penting agar CSR benar-benar selaras dengan arah pembangunan daerah. Dunia usaha di Bantul perlu diberi kepastian dan panduan yang jelas,” jelasnya.

Menurutnya, Forum CSR 2025 menjadi momentum strategis untuk menyinergikan program CSR dengan program prioritas Pemkab Bantul tahun 2026. 

Forum ini juga bertujuan mendorong kepedulian dunia usaha sekaligus memberikan apresiasi kepada perusahaan yang sudah berkontribusi.

“Kami ingin CSR di Bantul tidak hanya menjadi laporan formalitas, tetapi benar-benar memberi dampak nyata bagi masyarakat,” ucapnya. 

Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih, menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah daerah dan sektor swasta dalam menyukseskan agenda pembangunan. 

Menurutnya, CSR di Bantul menunjukkan tren positif dengan kontribusi yang terus meningkat dari tahun ke tahun. 

BACA JUGA : Empat WNA Langgar Aturan Keimigrasian di DIY, Imigrasi Yogyakarta Lakukan Deportasi

BACA JUGA : Pembahasan Raperda CSR Sudah Final, Tinggal Rapat Paripurna DPRD Kota Tegal

Namun, ia menekankan bahwa sinergi tetap dibutuhkan karena pemerintah memiliki keterbatasan dalam mengatasi berbagai persoalan pembangunan.

“CSR di Bantul ini terus meningkat dan melahirkan dampak yang demikian positif. Sinergi kolaborasi ini masih terus kita perlukan karena pemerintah memiliki keterbatasan-keterbatasan. Semua masyarakat, kelompok-kelompok swasta ini diharapkan memberikan peran untuk mendorong kemajuan dan kebaikan, terutama bagi warga Kabupaten Bantul,” tuturnya.

Ia menegaskan, salah satu tantangan besar yang sedang dihadapi adalah kemiskinan ekstrem yang masih dialami sekitar 8.000 jiwa di Bantul. 

Pemerintah menargetkan angka tersebut bisa turun menjadi nol pada 2026, dan CSR diharapkan menjadi instrumen strategis untuk mempercepat pencapaian target tersebut.

“Masalah kemiskinan ekstrem ini nyata, dan saat ini masih dialami oleh sekitar 8.000 warga. Target kita jelas, yaitu nol pada 2026. CSR sangat kami harapkan bisa menjadi instrumen strategis yang fokus untuk membantu menyelesaikan persoalan-persoalan pembangunan secara tepat sasaran,” imbuhnya. 

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: