Bedah Buku Jokowi’s White Paper, Roy Suryo Bocorkan Buku Kedua dan Ketiga Sindir Pemimpin Saat Ini
Setelah meluncurkan dan membedah buku pertamanya yang berjudul "Jokowi’s White Paper", Roy Suryo dan tim memberi bocoran terkait kelanjutan proyek trilogi bukunya, saat Bedah Buku yang digelar di Auditorium UII, Cik Di Tiro, Yogyakarta, Kamis (11/9/2025).--Foto: Anam AK/diswayjogja.id
Distribusi dilakukan melalui jaringan Forum Diaspora Indonesia (FDI) ke sedikitnya 25 negara.
“Ini bukan sekadar buku biasa. Kami ingin mengajak masyarakat berpikir kritis, dan ini kami lakukan secara global,” tandasnya.
BACA JUGA : Roy Suryo Bedah Buku “Jokowi’s White Paper” di UII Yogyakarta, Singgung Isu Akademik dan Literasi
BACA JUGA : Ini Sosok Mulyono saat Jumpa Jokowi di Reuni Fakultas Kehutanan UGM
Sementara itu, Podcaster Michael Sinaga menekankan pentingnya keberanian dalam mencari kebenaran, terutama terkait kasus dugaan ijazah Presiden Joko Widodo yang saat ini masih menjadi polemik.
Michael menyampaikan bahwa hingga kini dirinya sebagai terlapor belum diberi akses untuk melihat barang bukti utama berupa ijazah Jokowi, yang disebut-sebut sudah berada di Laboratorium Forensik Polri selama lebih dari 60 hari.
“Saya sebagai terlapor punya hak untuk melihat barang tersebut. Tapi sampai hari ini tidak juga ditunjukkan. Masyarakat biasa tidak boleh lihat, jurnalis juga tidak boleh? Lha saya ini terlapor, kok tidak bisa lihat?” tuturnya.
Dia juga menyoroti fenomena maraknya “aktivis kasur”, yakni mereka yang hanya berkomentar dari media sosial tanpa turun langsung ke lapangan untuk mengumpulkan fakta.
BACA JUGA : Jokowi: Pak Kasmujo Dosen Pembimbing Saya dan Sering ke Pabrik Saya
BACA JUGA : Jokowi Ikuti Reuni Angkatan '80 di Fakultas Kehutanan UGM, Sebut Perkara Ijazah
“Sekarang banyak aktivis kasur. Duduk di sofa, bikin video TikTok atau YouTube 1–2 menit. Oke, tapi kebenaran itu adanya di lapangan. Kita enggak bisa cuma komentar dari rumah,” terangnya.
Michael pun menceritakan pengalamannya saat bersama Rismon mencari rumah salah satu narasumber kunci, Pak Kasmujo, yang disebut memiliki kaitan dengan kasus ini.
“Kami cari-cari rumah Pak Kasmujo itu tidak mudah. Tapi akhirnya ketemu berkat bantuan masyarakat. Ada netizen yang berani pasang badan. Informasi sekecil apa pun bisa sangat berarti,” tambahnya.
Michael juga menegaskan bahwa perjuangannya bukanlah untuk menjatuhkan atau menghina siapa pun, tetapi murni untuk mencari kebenaran yang hak publik untuk tahu, terutama soal dokumen-dokumen yang digunakan saat pencalonan Jokowi sebagai pejabat negara.
BACA JUGA : UGM Sayangkan Ada Pihak yang Menggiring Sofian Effendi Sampaikan Soal Ijazah Jokowi
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber: