Sekolah Rakyat Jadi Model Pendidikan Terpadu di Indonesia
Mensos Saifullah Yusuf saat meninjau Sekolah Rakyat di Bantul, menegaskan pentingnya gotong royong lintas lembaga dalam penyelenggaraan pendidikan--Foto: Kristiani Tandi Rani/diswayjogja.id
“Saya ingin berterima kasih kepada para kepala daerah, lewat Dinsos maupun berbagai OPD yang ditugaskan oleh Bapak-Ibu Wali Kota,” sebutnya.
Perkuat Gotong Royong Lintas Lembaga
Ia menegaskan bahwa keberhasilan penyelenggaraan Sekolah Rakyat tidak lepas dari dukungan lintas lembaga, mulai dari pemerintah pusat hingga daerah. Kolaborasi ini dinilai penting untuk membangun pendidikan yang sehat, disiplin, dan berkarakter gotong royong.
“Saya ingin mengucapkan terima kasih. Terima kasih juga kepada Kementerian Kesehatan, terima kasih kepada BPS, kepada TNI–Polri yang turut mensukseskan penyelenggaraan Sekolah Rakyat,” ujarnya.
Ia mengakui dinamika di lapangan akan selalu ada, mengingat yang terlibat adalah anak-anak dengan kebutuhan beragam.
“Ya, kalau mendalam tentu dinamika akan selalu ada, karena yang sekolah adalah anak-anak. Jadi kita menjaga kesehatannya dengan pemenuhan gizi, membiasakan olahraga, disiplin, tertib itu semua memerlukan waktu,” jelasnya.
Menurut Saifullah, TNI-Polri juga berperan penting dalam membentuk karakter peserta didik.
“Maka kita minta bantuan TNI–Polri dalam menguatkan kedisiplinan. Kita juga mengajari anak-anak untuk membiasakan hidup bergotong royong, saling mendukung, saling bekerja sama di lingkungan sekolah. Itu berat selama ini, tapi perlahan membaik,” tambahnya.
Lebih lanjut, ia menyampaikan target pengembangan sekolah yang terus diperluas hingga akhir tahun ini.
“Untuk target, Desember nanti ada 68 sekolah,” lanjutnya.
Dengan perluasan itu, Sekolah Rakyat diharapkan semakin mampu menjawab kebutuhan pendidikan dasar dan menengah di berbagai daerah, sekaligus menjadi model pendidikan berbasis kolaborasi di Indonesia.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber: