Membangun Komunitas Ukulele dari Duet Sederhana: Kisah Sukses Agus Leonardus dan Jogjakarta Ukulele Society

BACA JUGA : Kasus Musik Gacoan, Kemenkum DIY Imbau Kafe dan Restoran Tak Putar Musik Dari Sumber Non Resmi

BACA JUGA : Video Musik 'Lebih Hemat, Lebih Cepat' : Kolaborasi Seru Shopee x JKT48 Dapat Sambutan Positif Konsumen

Hasilnya, mereka mengunggah video tujuh orang bermain ukulele sambil menyanyikan lagu Jo Podo Nelongso milik Koes Plus.

Video itu mendapat respons positif saat diunggah ke media sosial. 

“Banyak orang mulai tertarik bergabung ke JUS," tuturnya.

Ukulele mudah dipelajari, harganya terjangkau, dan ukurannya kecil sehingga praktis dibawa ke mana saja. 

Karena itu, jumlah anggota JUS terus bertambah setiap hari.

Selain kemudahan belajar, ukulele juga dianggap sebagai alat musik yang menyenangkan dan bisa dimainkan oleh semua kalangan usia, dari anak-anak hingga orang dewasa. 

Hal ini menjadi salah satu daya tarik utama komunitas JUS yang membuatnya semakin diminati masyarakat Yogyakarta dan sekitarnya.

Keberadaan komunitas ini juga mendukung perkembangan seni musik lokal sekaligus mempererat tali persaudaraan antar anggotanya. 

Banyak anggota yang mengaku merasa lebih dekat dan saling mengenal melalui kegiatan bersama yang rutin diadakan.

JUS sendiri rutin mengadakan berbagai kegiatan, mulai dari latihan bersama, workshop, hingga tampil dalam berbagai acara seni di Yogyakarta. 

Komunitas ini berkomitmen untuk terus mengembangkan kemampuan anggotanya dan mengenalkan ukulele kepada masyarakat luas.

Ia berharap komunitas JUS tidak hanya menjadi tempat belajar musik semata, tapi juga menjadi ruang kreativitas dan kebersamaan yang mampu menginspirasi lebih banyak orang untuk memulai dan mencintai musik ukulele.

Semangat belajar dan konsistensi yang ditunjukkan oleh para anggota, menurutnya, adalah kunci utama agar komunitas ini bisa terus berkembang dan memberikan dampak positif bagi seni musik di Yogyakarta.

Sumber: