Sri Sultan Bertemu Hasto di Balai Kota, Bahas Penanganan Sampah dan Normalisasi Sungai
Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X (empat dari kanan) dan sejumlah pejabat Pemkot Yogyakarta, usai melakukan rapat koordinasi tertutup di Kompleks Balai Kota Yogyakarta, Kamis (7/8/2025). --Foto: Anam AK/diswayjogja.id
YOGYAKARTA, diswayjogja.id - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengku Buwono X, menemui sejumlah pejabat Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta, di Ruang Yudistira, Kompleks Balai Kota Yogyakarta, Kamis (7/8/2025).
Sri Sultan melakukan Rapat Koordinasi dengan Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo dan Wakil Wali Kota Yogyakarta, Wawan Harmawan, berlangsung secara tertutup sekitar 3 jam lebih.
Rapat Kordinasi tersebut berkaitan dengan penanganan sampah dan normalisasi sungai di sejumlah wilayah Kota Yogyakarta, termasuk membahas trash barrier atau alat yang dipasang untuk menahan sampah yang terbawa arus sungai.
"Untuk membersihkan kan tidak bisa (Sungai Gajahwong dan Winongo). Hanya kota, karena kota menerima, bersih atau tidaknya juga dari Sleman. Nanti ujungnya, ungkasane ning Bantul. Jadi misinya, kami membantu dulu melakukan koordinasi sama Sleman sama Bantul, sehingga nanti bersihnya kota itu tidak dikotori Sleman, tidak masuk ke kota," ungkap Sri Sultan usai pertemuan tersebut.
BACA JUGA : Pemkot Yogyakarta Targetkan Proyek Pengolah Sampah Jadi Listrik Mulai Produksi 2027
BACA JUGA : Atasi Permasalahan Sampah, Pemkot Yogyakarta Optimalkan TPS3R Nitikan
Menurut Sri Sultan, perlu adanya koordinasi antara pemkab dan pemkot, agar bagaimana memberdayakan kawasan sisi kanan dan kiri Sungai hingga bersih.
"Ya, itu bisa mengambil manfaat, kiri kanan (sungai) karena itu ada penghuni, bagaimana bisa mengkondisikan, pentingnya tidak hanya kalinya bersih, tapi juga link-nya. Lingkungannya bisa membawa manfaat untuk bisa jadi tempat rekreasi atau tempat yang memungkinkan masyarakat mendapatkan manfaat secara ekonomi," ujarnya.
Sri Sultan menyebutkan prinsip seperti itu harus dikembangkan oleh Pemkot dan Pemkab. Jika ingin dijadikan untuk usaha pariwisata di sisi kawasan sungai, bisa juga mengembangkan jalur yang bisa dilewati masyarakat, khususnya perahu.
"Ada pinggir kali juga harus kosong seperti yang sebelah barat untuk lewat. Gimana masyarakat itu dapat membantu manfaat? Nah, hal-hal itu harus dikondisikan dengan lingkungan, bagaimana masyarakat itu bisa memahami perubahan yang terjadi," jelasnya.
BACA JUGA : Manfaatkan Sampah Plastik, Jogja Life Cycle Ubah Jadi Produk Ekonomi
BACA JUGA : Wujudkan Kota Jogja Bebas Sampah, Ribuan Warga Bersihkan Sungai di 45 Titik Lokasi
Dalam pertemua koordinasi ini, Sri Sultan juga menyebutkan masih perlu rembukan bersama dengan tim teknis Pemda DIY agar bisa menyatukan visi dan program bisa direalisasikan termasuk masalah pembiayaan.
"Nah, teknis seperti ini yang masih komunikasi. Hanya kita bicaranya secara makro saja lebih dulu, biar mereka yang bertanggung jawab di dinas-dinas itu, biar mereka bisa menyusun pola pikirnya untuk kita tindaklanjuti pembahasannya," terang Sri Sultan.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber: