RSUD Brebes Gandeng Persatuan Dokter Paru Indonesia Cabang Jateng Edukasi Pelajar SMP Bahaya Rokok
STOP - Narasumber dari PDPI Cabang Jateng menggelar edukasi stop dan bahaya merokok bagi ratusan pelajar SMPN 1 Brebes.-ISTIMEWA-
BREBES, diswayjogja.id – Rumah Sakit Umum Daerah Brebes, menggandeng Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Cabang Jawa Tengah menggelar kegiatan eduktif pada Jum'at (1/8).
Yakni, Promosi Kesehatan Rumah Sakit dan Dokter Paru Jateng Goes to School di SMP Negeri 1 Brebes. Tujuannya, memberikan pemahaman tentang bahaya merokok bagi kalangan pelajar.
Mengusung tema Gerakan Edukasi Serentak Cegah Perokok Pemula, kegiatan ini menghadirkan tiga dokter spesialis paru yakni dr. Umarudin, Sp.P, M.Biomed, dr. Selvy Wulandari, Sp.P, dan dr. Sigit Setiawan, Sp.P. Mereka memberikan penyuluhan tentang bahaya merokok kepada 240 siswa yang memenuhi aula sekolah sejak pukul 08.00 WIB.
"Remaja saat ini, sangat rentan menjadi perokok pemula. Data menunjukkan bahwa banyak pelajar laki-laki sudah mulai merokok di usia sangat muda, bahkan sebelum 15 tahun," ungkap dr Umarudin saat menyampaikan materi.
BACA JUGA : Meriahkan Hari Anak Nasional, 69 Anak Penderita Thalasemia Terima ATENSI RSUD Brebes
BACA JUGA : Hasil Kolaborasi RSUD Brebes dan IDAI Jateng, Nakes Puskesmas Digembleng Neonatus Hingga Gizi Ibu Menyusui
Hal senada, disampaikan dr Sigit Setiawan menuturkan, rokok bukan hanya menyebabkan kecanduan. Namun, juga mengandung lebih dari 4.000 zat kimia beracun, termasuk tar, karbon monoksida (CO), dan logam berat.
Tidak hanya rokok konvensional, jenis lain seperti shisha dan rokok elektrik (vape-red) juga disorot dalam penyuluhan ini.
Menurutnya, banyak remaja menganggap vape lebih aman padahal kandungan aeorosolnya berbahaya bagi paru-paru.
"Selain jantung, rokok elektrik juga bisa menjadi gerbang menuju penggunaan narkoba karena zat adiktifnya," tegas dr Sigit dalam paparannya.
BACA JUGA : Perpanjangan Izin Vaksin Internasional, Balai Kekarantinaan Kesehatan Cilacap Visitasi ke RSUD Brebes
Selain menjelaskan mekanisme adiksi nikotin dan gejala putus zat (withdrawal effect), tim dokter juga memperkenalkan Kuesioner Fagerström untuk mengukur tingkat ketergantungan nikotin.
Dalam sesi interaktif, siswa diajak mengenali faktor psikologis dan lingkungan yang membuat berhenti merokok menjadi sangat sulit.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber: