“Sekarang kita identifikasi dulu kekurangannya apa. Entah tempat parkir atau problem di pinggiran. Kita sudah punya identifikasi masalahnya, parkir becak kurang, andong kurang. Dengan percobaan ini kita dapat manfaatnya,” terangnya.
BACA JUGA : Kebijakan Malioboro Tanpa Kendaraan Dievaluasi, Pedagang Keluhkan Turunnya Transaksi
BACA JUGA : Parkir Liar Masih Jadi Kendala dalam Uji Coba Malioboro Full Pedestrian 1–2 Desember
Dia menambahkan, keputusan menutup total Malioboro tidak harus dilakukan tergesa-gesa. Pemerintah daerah perlu memastikan seluruh prasarana pendukung memadai, termasuk lokasi parkir baru, relokasi bus, serta penataan moda transportasi tradisional.
Sri Sultan menekankan bahwa pembahasan kali ini bertujuan memperjelas langkah teknis dan prioritas penanganan, baik untuk Malioboro maupun Jembatan Kewek.
“Apakah memungkinkan tahun depan bisa ditutup? Kalau belum, apa yang harus kita kerjakan dulu untuk mengurangi beban Malioboro? Tidak mesti ditutup itu harus langsung ditutup,” pungkasnya.