BACA JUGA : Rasa Lokal Cerminan Budaya, Simak 7 Pilihan Kuliner Lezat Khas Kendari, Wajib Dicoba saat Liburan
Menurutnya, pengelola kelompok kesenian Srandul saat ini telah menunjukkan kesiapan dan inisiatif untuk menarik minat anak-anak muda agar tertarik terlibat dalam pelestarian kesenian daerah mereka sendiri.
“Pengelolanya juga sudah siap. Mereka berusaha membuat anak-anak muda di sekitar Gayamharjo tertarik dulu dengan Srandul, lalu diajak bergabung dengan kelompok kesenian itu,” imbuhnya.
Ia menambahkan, revitalisasi kesenian tradisional tidak hanya sebatas penyelamatan bentuk pertunjukan, tetapi juga mencakup proses identifikasi, pembinaan, hingga kegiatan sarasehan dan edukasi budaya di masyarakat.
“Revitalisasi itu kita mulai dari identifikasi, lalu pembinaan, sarasehan, dan kegiatan lainnya. Jadi revitalisasi berarti mengembangkan dari yang sudah ada, bukan menciptakan baru. Jangan sampai seni tradisi kita hilang,” tegasnya.
Lebih jauh, ia menyampaikan bahwa keberhasilan pelestarian seni tradisi sangat bergantung pada sinergi antara pemerintah, pelaku budaya, dan masyarakat.
Tantangan terbesar saat ini adalah bagaimana menarik minat generasi muda agar tidak hanya menonton, tetapi juga ikut terlibat langsung dalam kegiatan kebudayaan.
BACA JUGA : Dorong Pengembangan Seni Tradisional Brebes, Kemenbud Dukung Inovasi Festival Kuliner dan Budaya
BACA JUGA : Warisan Budaya Lewat Rasa, Simak 5 Rekoemendasi Kuliner Khas Dayak Paling Wajib Dicoba
“Kita memang harus bersinergi dengan masyarakat dan para pelaku budaya untuk melestarikan seni tradisi di Sleman. Yang menjadi perhatian sekarang adalah bagaimana agar anak-anak muda mau menonton, menikmati, lalu ikut terlibat,” pungkasnya.
Ia mengatakan bahwa tanggung jawab menjaga warisan budaya tidak bisa hanya dibebankan pada instansi pemerintah, melainkan harus menjadi gerakan bersama masyarakat.
"Pelestarian budaya itu bukan hanya tugas Dinas Kebudayaan saja, tetapi juga tanggung jawab bersama. Masyarakat juga harus peduli,” tuturnya.
Menurutnya, tantangan terbesar dalam menjaga keberlangsungan seni tradisi adalah regenerasi penonton dan pelaku seni. Jika minat terhadap kesenian lokal hanya bertahan di kalangan orang tua, maka tradisi itu akan sulit bertahan dalam jangka panjang.
“Karena kalau penontonnya hanya orang-orang tua, ya lama-lama bisa punah juga. Kalau di Sleman, masih banyak yang punya potensi itu, tinggal bagaimana kita kelola bersama,” imbuhnya.
BACA JUGA : Dorong Pengembangan Seni Tradisional Brebes, Kemenbud Dukung Inovasi Festival Kuliner dan Budaya
BACA JUGA : Warisan Budaya Lewat Rasa, Simak 5 Rekoemendasi Kuliner Khas Dayak Paling Wajib Dicoba