Ada 116 Pengamen Pengamen Resmi di 7 Titik Malioboro, Pengamen Liar Bakal Ditertibkan

Rabu 08-10-2025,12:20 WIB
Reporter : Anam AK
Editor : Syamsul Falaq

YOGYAKARTA, diswayjogja.id - Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta menetapkan hanya tujuh titik resmi bagi pengamen atau seniman jalanan di kawasan Malioboro dan sekitarnya. 

Langkah ini menjadi bagian dari upaya menjaga ketertiban dan kenyamanan kawasan wisata ikonik tersebut, sekaligus mendukung rencana jangka panjang menuju kawasan full pedestrian atau Car Free Day (CFD) permanen.

Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, menekankan pengamen liar tidak lagi diperbolehkan tampil di sepanjang Malioboro. 

Menurutnya, kebijakan ini bukan hanya untuk peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kota Yogyakarta, tetapi akan diterapkan seterusnya.

BACA JUGA : Pemkot Yogyakarta Tetapkan 7 Titik Resmi untuk Pengamen di Malioboro, Tak Boleh Keliling Lagi

BACA JUGA : Penataan Pengamen di Yogyakarta, Disbud DIY Sebut Sumbu Filosofis Jadi Kawasan yang Lebih Nyaman

“Pokoknya sudah jelas, tidak ada pengamen di luar titik yang ditentukan. Ada lima titik di Malioboro dan dua titik tambahan di Mangkubumi. Itu sudah clear dan akan berlaku terus, bukan hanya karena hari jadi,” ujar Hasto saat di kawasan Malioboro, Selasa (7/10/2025). 

Hasto menyebut total terdapat 116 pengamen yang telah melalui proses kurasi resmi oleh Pemkot  Yogyakarta, terdiri dari kelompok angklung dan akustik. 

Mereka mendapat izin tampil di tujuh titik yang telah disiapkan, yaitu Pasar Beringharjo, Hotel eks Mutiara, Kepatihan pintu barat, depan Malioboro Library, dua titik di depan Wisma KAI, serta satu titik tambahan di kawasan Mangkubumi.

“Pengamen yang tampil di Malioboro harus melalui kurasi. Kalau belum lolos kurasi, tidak boleh tampil. Kalau ada pengamen ilegal, akan ditangkap dan bisa dikenai tipiring,” tegas Hasto.

BACA JUGA : Hasto Bakal Tertibkan Pengamen dan Larang Silverman, Tetapkan Titik Lokasi di Kota Yogyakarta

BACA JUGA :  Wisatawan Nikmati Malioboro Tanpa Kendaraan, Bikin Suasana Lebih Adem dan Nyaman

Selain menjaga ketertiban, langkah ini juga bertujuan mempercantik wajah Malioboro sebagai kawasan heritage dan seni, sekaligus meningkatkan kenyamanan wisatawan.

“Jogja harus jadi kota yang berbeda bukan hanya karena budayanya, tapi juga dari ketertiban dan kebersihan. Ini bagian dari upaya menjadikan Jogja kota yang spesial,” tuturnya.

Sementara itu, salah satu pengamen yang tergabung dalam kelompok Angklung Ariska, mengaku senang dengan kebijakan baru ini. 

Kategori :