Lebih lanjut Rizal menyampaikan, pihaknya mendorong hilirisasi produk unggulan seperti bawang merah, garam, dan perikanan agar nilai tambahnya tidak lagi dinikmati di luar daerah.
"Termasuk, menekankan pentingnya digitalisasi UMKM dan optimalisasi posisi Brebes di jalur Tol Trans Jawa untuk menarik investasi dari kawasan metropolitan, katanya.
BACA JUGA : Masyarakat Brebes Diminta Jangan Mudah Terprovokasi, Pemerintah Wajib Jaga Kondusifitas Wilayah
BACA JUGA : MARI BAIKIN; Upaya Dinperinaker Brebes Kelola Record Center Arsip Kedinasan Genjot Pelayanan Publik
Rizal Taufiqurrahman menjabarkan, jika konsolidasi dilakukan dengan tepat, Brebes berpeluang menjadi model pembangunan daerah yang mandiri, inklusif dan berkelanjutan.
"Sehingga, keberlanjutan pertumbuhan ekonomi bisa konsisten terjaga. Terutama, melalui koordinasi dan komunikasi intensif dengan semua pemangku kebijakan," tuturnya.
Sementara itu, Bupati Brebes Paramitha Widya Kusuma menanggapi masukan tersebut pihaknya mengaku terus mewujudkan komitmen dalam memastikan program pembangunan tetap berpihak pada rakyat kecil.
"Yang terpenting, masyarakat bisa ikut merasakan manfaatnya. Pembangunan bukan semata-mata untuk angka PDRB, tapi untuk membuka akses kerja, mendorong pasar rakyat, dan memastikan petani serta UMKM kita ikut merasakan manfaatnya," katanya.
BACA JUGA : Kerusakan Dampak Demo Anarkis Ditaksir Tembus Rp 1,2 Triliun, Menteri PU Tinjau Kerusakan Gedung DPRD Brebes
BACA JUGA : Januari Hingga Agustus 2025, Dinkes Brebes Catat Angka Kematian Ibu 20 dan Kematian Bayi 168 Kasus
Berdasarkan rilis data BPS, sektor tersier seperti perdagangan, transportasi, dan jasa menyumbang 40 persen terhadap PDRB Brebes. Bahkan, infrastruktur yang dibangun Pemkab terbukti menjaga perputaran ekonomi di kampung-kampung dan pusat ekonomi rakyat.
"Tugas kita bukan hanya mengejar pertumbuhan, tapi juga memastikan pertumbuhan itu adil, inklusif, dan membawa Brebes keluar dari bayang-bayang kemiskinan," pungkasnya.