Ia mengatakan pelatihan ini bertujuan memberi pemahaman menyeluruh kepada peserta terkait titik-titik rawan dalam pengolahan makanan.
“Dalam sesi itu dijelaskan kembali potensi-potensi yang bisa menyebabkan penyakit,” jelasnya.
Peserta pelatihan datang dari berbagai bagian proses penyelenggaraan makanan, mulai dari pemilihan bahan, penyimpanan, memasak, hingga mencuci.
Setiap seksi mengirimkan perwakilan agar seluruh tahapan pengolahan pangan tetap terwakili.
“Meskipun tidak semua personel ikut, namun setiap seksi mengirimkan perwakilan sehingga keseluruhan proses dapat terwakili,” imbuhnya.
BACA JUGA : Luar Biasa!! Dinkesda dan RSUD Sabet Juara 2 dan 3 Kategori Terbaik Brebes Night Carnival 2025
BACA JUGA : Wali Kota Hasto Janji Trash Barrier Akan Dipasang Lagi Agar Tak Mencemari Bantul
Ia menekankan, salah satu persoalan krusial adalah pengecekan kualitas air. Idealnya, pemeriksaan dilakukan sebelum digunakan, bukan setelah terjadi masalah.
“Terkait pengecekan air, idealnya dilakukan sejak awal sebelum digunakan. Namun kenyataannya, banyak yang baru melakukan pengecekan setelah terjadi kasus,” sebutnya.
Kondisi ini, menurutnya, seharusnya dapat diantisipasi sejak dini agar tidak menimbulkan risiko kesehatan bagi masyarakat.
“Jadi, setelah kejadian, barulah air ikut diperiksa. Padahal seharusnya hal ini bisa diantisipasi sebelumnya,” tegasnya.
Dinas Kesehatan memastikan tindak lanjut terus dilakukan untuk SPPG di Sleman, sehingga layanan pangan semakin baik dan aman dikonsumsi.