BACA JUGA : Jadi Nomor 1 di Indonesia Versi Edurank, Fakultas Farmasi UGM Konsisten Telurkan Lulusan Unggul
Hal ini merespons temuan awal Across Species Project Indonesia (ASPI) yang menunjukkan telur dari sistem kandang baterai memiliki cangkang lebih tipis dibandingkan telur dari sistem bebas sangkar (cage-free).
drh. Agung Ludiro, Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DIY, mengatakan kualitas telur sangat dipengaruhi oleh sistem pemeliharaan yang digunakan.
“Ketebalan cangkang merupakan parameter penting untuk menilai kualitas fisik telur, terutama ketahanannya saat penanganan, penyimpanan, dan distribusi,” ujarnya.
Menurutnya, cangkang telur yang baik juga berfungsi melindungi isi telur dari ancaman mikroba berbahaya.
“Kontaminasi bisa datang dari berbagai bakteri seperti Salmonella Enteritidis, Bacillus cereus, hingga Escherichia coli. Karena itu, standar kesejahteraan ternak tidak boleh diabaikan,” jelasnya.
Ia menekankan bahwa meningkatkan kesadaran masyarakat menjadi tantangan tersendiri.
BACA JUGA : Ada 13 Kejadian Temperan Sepanjang 2025, Daop 6 Yogyakarta Sosialisasi Keselamatan Perlintasan Sebidang
BACA JUGA : Pemkot Yogyakarta Perkuat Program Mas JOS, Siapkan Sistem dan Reward untuk Pengelolaan Sampah
“Untuk meningkatkan kesadaran terkait penerapan kesejahteraan hewan, khususnya pada itik petelur, diperlukan komunikasi dan edukasi berkelanjutan dari berbagai pihak, baik pemerintah, lembaga, masyarakat umum, maupun para pelaku usaha peternakan,” imbuhnya.
Ia menegaskan, seminar yang digelar ASPI di Yogyakarta merupakan langkah awal menuju perubahan yang lebih baik dalam praktik peternakan di Indonesia.
“Diperlukan kerja sama lintas sektor peternak, pelaku usaha, pemerintah, organisasi perlindungan hewan, hingga konsumen untuk benar-benar mewujudkan kesejahteraan itik petelur,” sebutnya.
Itik Tak Bisa Dipisahkan dari Air
Air merupakan faktor fundamental dalam kehidupan itik petelur yang tidak bisa digantikan dengan apa pun.
Hal ini disampaikan oleh Ir. Imam Suswoyo, dosen Universitas Jenderal Soedirman, saat menjadi pemateri pada sesi pertama seminar bertajuk 'Masa Depan Peternakan Itik Petelur, Kesejahteraan Hewan dan Peluang Pasar'.
“Tidak bisa diubah, tidak bisa dibohongi, tidak bisa dihindari, bahwa itik adalah unggas air,” tambahnya.
BACA JUGA : BPBD Kota Yogyakarta Pastikan Kesiapan Hadapi Cuaca Ekstrem, Fokus Evakuasi dan Edukasi Warga Pinggir Sungai