YOGYAKARTA, diswayjogja.id – Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta memperkuat program Masyarakat Jogja Olah Sampah (Mas JOS) sebagai upaya sistematis dalam menangani permasalahan sampah secara berkelanjutan.
Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, menekankan keberhasilan program ini tidak bisa hanya mengandalkan kampanye dan edukasi semata.
“Program Mas JOS tidak cukup hanya dengan kampanye atau edukasi. Harus ada sistem yang dibangun agar pengelolaan sampah benar-benar berjalan setiap hari,” ujar Hasto di Kemantren Mantrijeron, Kamis (18/9/2025).
Hasto menyampaikan, Pemkot memberi tenggat waktu hingga Desember 2025 untuk memastikan sistem pengelolaan sampah ini dapat berjalan optimal.
BACA JUGA : Satpol PP Kota Yogyakarta Dilibatkan Aktif dalam Penanganan Sampah, Hasto Sebut Pendekatan Humanis
BACA JUGA : TPST Piyungan Penuh, DLHK DIY Atur Kuota Sampah Hingga Akhir 2025
Setiap Organisasi Perangkat Daerah (OPD) kini bertanggung jawab sebagai pembina di tingkat kelurahan untuk memastikan pelaksanaan Mas JOS berjalan sesuai rencana.
Sebagai bentuk kesiapsiagaan dan respons terhadap persoalan sampah, Pemkot juga membentuk Tim Reaksi Cepat (TRC) Mas JOS, yang akan segera memiliki nomor panggilan resmi.
Masyarakat bisa menghubungi TRC untuk penanganan khusus, seperti pohon tumbang, limbah rumah tangga besar, hingga sampah non-organik lainnya.
“Sarana kita sudah cukup, mulai dari biopori, gerobak sampah, hingga daya dukung lain. Tinggal bagaimana manajemennya agar optimal. OPD pembina harus memastikan sistemnya jalan, siapa melakukan apa, dan bagaimana pengawasannya,” katanya.
BACA JUGA : Sri Sultan Minta Penanganan Serius Usai Penumpukan Sampah di Depo Katamso
BACA JUGA : Wali Kota Hasto: Kami Butuh Kuota Sampah 3.000 Ton per Bulan untuk Atasi Tumpukan
Pemkot juga menyiapkan ember berkapasitas 25 kg untuk warga, sebagai sarana pemisahan sampah dapur basah dan kering di tingkat rumah tangga.
Selain itu, skema penghargaan (reward system) akan diberikan kepada warga yang aktif dan disiplin dalam mengelola sampahnya.
“Kami ingin ada apresiasi untuk masyarakat yang disiplin mengelola sampahnya, agar gerakan ini bisa berkelanjutan,” terang Hasto.