Pengembangan sistem ini dimulai dengan pendataan jumlah KK dan sosialisasi kepada warga. “Ini kami komunikasikan tidak sekali jadi. Berkali-kali, dengan tokoh masyarakat, dengan bank sampah dan sebagainya,” kata dia.
Di Gunungketur terdapat sebanyak 1.500 keluarga. Dari jumlah tersebut, hanya 50% atau sekitar 750n keluarga yang tinggal di wilayah tersebut.
Sampai saat ini, sudah sekitar 90% keluarga menjadi pelanggan gerobak transporter ini. “Ada sembilan penggerobak, cukup untuk seluruh warga,” ungkapnya.
BACA JUGA : Mulai Paparkan Program Kerja, Hasto Wardoyo Akan Benahi Sampah hingga Sumbu Filosofis di Jogja
BACA JUGA : WALHI Yogyakarta dan Forum Peduli Gadingsari Tolak Pembuangan Sampah di Pantai Pandansari Bantul
Pemilahan sampah dari warga diperlukan untuk proses selanjutnya, yakni pengelolaa yang bekerja sama dengan TPS3R Panggungharjo, Sewon, Bantul.
“Jadi kami tidak menggunakan depo. Sampah langsung dibawah ke Panggungharjo. Warga wajib memilah,” ungkapnya.
Ia berharap sistem ini dapat mengedukasi warga untuk menyiapkan sampah dalam kondisi terpilah.
“Nnati yang mengambil adalah transporter, itu tidak banyak yang berkumpul di depo [dibanding warga mengangkut mandiri ke depo]. Kalau sudah seperti ini, bisa rapi, wajah Kota Jogja juga semakin baik,” katanya.
BACA JUGA : Potensi Sampah Sisa MBG, DLH Sleman Siapkan Mitigasi Pengelolaan Sampah
BACA JUGA : Lakukan Pengelolaan Sampah Mandiri, BBWS Serayu Opak Studi Tiru ke UMY
Ketua Komisi A DPRD Kota Jogja, Susanto Dwi Antoro, mengatakan Kelurahan Gunungketur menjadi pilot project pengelolaan sampah berbasis wilayah bersama Kelurahan Purwokinanti, Pakualaman; dan Kemantren Kraton.
Ia berharap program yang sudah dimulai di wilayah-wilayah ini bisa segera direplikasi kelurahan dan kemantren lainnya, dengan formatnya masing-masing sesuai karakter di wilayah. “Ini harus segera diikuti oleh kelurahan lainnya,” kata dia.
DPRD juga telah berkoordinasi dengan semua kelurahan dan kemantren untuk pengelolaan sampah berbasis wilayah.
“Mereka mempresentasikan apa yang akan dilakukan, anggarannya perlu apa saja, capaiannya bagaimana. Kami sangat terbuka dan kooperatif,” ungkapnya.