Suguhkan Akulturasi Seni Budaya Indonesia, PBTY 2025 Kembali Hadir di Kampung Ketandan, Catat Tanggalnya

Selasa 04-02-2025,12:59 WIB
Reporter : Penta Daniel Pratama
Editor : Syamsul Falaq

JOGJA, diswayjogja.id - Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta (PBTY) kembali digelar di Kampung Ketandan kawasan Malioboro pada 6-12 Februari 2025. 

Hal yang membedakan tahun ini, sebagian kegiatan PBTY XX diadakan di panggung Teras Malioboro Ketandan. PBTY tahun ini mengambil tema seni budaya membentuk karakter bangsa.

PBTY sebagai bentuk perayaan Tahun Baru Imlek rutin diselenggarakan oleh paguyuban Jogja Chinese Art & Culture Centre (JCACC) dan didukung berbagai pihak, salah satunya Pemerintah Kota Yogyakarta. 

PBTY menampilkan pagelaran seni budaya Tionghoa dan lokal, pentas seni, pameran seni budaya dan stan bazar kuliner Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)

“PBTY tahun ini temanya seni budaya membentuk karakter bangsa. Karena karakter bangsa ini tidak bisa mendadak langsung bisa jadi. Karakter harus kita bangun dari kecil. Seni budaya kita kenalkan dari generasi ke generasi bahwa seni budaya dapat mempersatukan,” kata Ketua JCACC Tandean Harry Setio saat jumpa pers PBTY XX di Balai Kota Yogyakarta, Senin (3/2/2025).

Menurutnya seni budaya bisa dinikmati semua dan semua pihak bisa berkolaborasi dengan indah. Dalam kegiatan PBTY tidak ada batas-batas atau kisi-kisi. 

BACA JUGA : Dampak Efisiensi Anggaran, Pemkab Bantul Belum Bisa Pastikan Jumlah LPJU Yang Bisa Terpasang di 2025

BACA JUGA : Tim RSUD Brebes Juara 1 Turnamen Tenis Meja Pekan Olahraga Perhimpunan Radiografer Indonesia Brebes 2025

Baik dari arsitektural maupun heterogenitas bisa diterima dengan indah. Oleh sebab itu PBTY juga menjadi simbol toleransi dan wujud keberagaman kebudayaan di Yogyakarta.

Seni Budaya Tionghoa yang Ditampilkan

Seni budaya tionghoa yang ditampilkan antara lain atraksi liong samsi, naga barongsai dan wayang po tay he. 

Selain itu pameran seni budaya di Rumah Budaya Kampung Ketan Tionghoa yang dulunya rumah Kapiten Tan Jin Sing atau dikenal Kanjeng Raden Tumenggung Secodiningrat

“Rumah Budaya dulu sekitar abad ke-18 adalah rumah Secodiningrat atau kapiten, dimana berkontribusi terhadap sejarah di Yogyakarta. Lokasinya Kawasan pecinan yang dulunya sebagai tempat administrasi pajak. Kita angkat karena mempunyai situs cagar budaya baik dari bangunan maupun sejarah dan salah satu pendukung sumbu filosofi Yogyakarta,” terang Hary didampingi Ketua Umum PBTY XX Antonius Simon.

Makna dari Shio Ular Kayu

Terkait PBTY sebagai perayaan Tahun Baru Imlek tahun ini merupakan shio ular kayu dalam kalender Tionghoa. 

Harry menilai shio ular kayu melambangkan suatu kehidupan dan perjuangan. Ular tidak bisa diprediksi karena kadang dirawat dari kecil bisa mematok. 

Jadi pihaknya berpesan di tahun-tahun ke harus hati-hati dan menghemat. Namun tetap harus mengembangkan dan selalu optimis.

Kategori :