Menurut Harris, antusiasme mahasiswa luar negeri untuk menimba ilmu di Sekolah Sungai Code sangat tinggi.
“Sudah ribuan mahasiswa luar negeri yang terkesan dan mengikuti program sekolah sungai di mana mereka banyak belajar tentang kehidupan masyarakat bantaran Kali Code, penataan kawasan permukiman, pelestarian ekosistem sungai, budaya lokal, serta urban farming,” katanya.
BACA JUGA : Minimalisir Gangguan Keamanan, Polres Gunungkidul Amankan 1205 Botol Miras Ilegal
BACA JUGA : Sumbang PAD hingga 36 Juta, Fajar Kurniawan Dorong KPNP Agar Semakin Besar dan Berkembang
Menapaki Pesona Kali Code
Hujan rintik di langit Yogyakarta tak menghalangi semangat 55 mahasiswa Monash University Australia untuk menapaki pesona Kali Code.
Kunjungan ini bukan sekadar perjalanan biasa, melainkan bagian dari program belajar lapangan melalui Sekolah Sungai, yang menawarkan pengalaman unik tentang kehidupan warga di bantaran Kali Code.
Selama ini, Kali Code dikenal sebagai ikon Yogyakarta, menyimpan cerita kehidupan warga marginal yang tak pernah habis dikisahkan.
Namun, bagi para mahasiswa, melihat langsung kehidupan di bantaran sungai ini adalah kesempatan yang istimewa.
Perjalanan mereka dimulai pada Jumat, 10 Januari 2025, dengan titik awal di Kampung Warna-Warni, yang tak lepas dari jejak kiprah Romo Mangun.
Sambutan yang Hangat
Di ruang warga yang sederhana, Ariyanto, seorang tokoh setempat, menyambut mereka dengan hangat.
Dia berbagi cerita tentang sejarah kampung yang dulu dikenal sebagai "ngebanan" karena banyaknya toko penjual ban.
BACA JUGA : Program Makan Bergizi Gratis Digelar Perdana, Sasar 1.239 Siswa Sekolah di Sleman
BACA JUGA : Program Makan Bergizi Gratis Akan Mulai Dilaksanakan di DIY Hari Ini
Romo Mangun, melalui dedikasi dan visi luar biasanya, berhasil mengubah kampung ini menjadi kawasan yang tertata rapi hingga mendapat penghargaan arsitektur bergengsi, Agha Khan. Perubahan ini tidak hanya menjadi daya tarik wisata, tetapi juga meningkatkan kualitas hidup warga yang sebelumnya hidup serabutan.
Perjalanan berlanjut ke kawasan urban farming "Teras Hijau" di RW 10 Cokrokusuman. Di sini, para mahasiswa belajar tentang praktik bertani di lahan terbatas.
Mereka diajak melihat berbagai tanaman sayur yang tumbuh subur dan kolam-kolam kecil tempat warga membudidayakan ikan lele.