Tak hanya itu, mereka juga mendapatkan wawasan mendalam dari Totok Pratopo tentang sistem Bank Sampah yang menjadi bagian dari upaya warga menjaga lingkungan.
Kunjungan ke Ruang Terbuka Hijau
Kunjungan selanjutnya adalah Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Jetis Pasiraman, tempat mahasiswa mengenal sistem pemanenan air hujan, instalasi pengolahan air limbah komunal (IPAL), dan perangkat Early Warning System sebagai langkah mitigasi bencana.
Di Kampung Jetisharjo, mereka belajar pengelolaan air bersih menggunakan teknologi IPAL portable yang praktis dan inovatif.
Harris Syarif Usman, pengelola Sekolah Sungai, menyampaikan bahwa program Jelajah Kampung Code telah menarik perhatian ribuan mahasiswa dari berbagai negara.
Peserta program ini mendapatkan pelajaran berharga tentang keberlanjutan ekosistem sungai, penataan permukiman, dan budaya lokal.
Kreativitas dan Inovasi Warga
Urban farming yang diterapkan di bantaran Kali Code juga menjadi inspirasi tentang bagaimana keterbatasan sumber daya tidak menghalangi kreativitas dan inovasi warga.
Melalui kunjungan ini, mahasiswa Monash University tak hanya mendapatkan wawasan baru, tetapi juga membawa pulang inspirasi dari masyarakat Kali Code yang mampu mengolah keterbatasan menjadi kekuatan.
Kisah mereka menjadi bukti bahwa harmoni antara manusia, lingkungan, dan budaya bisa diwujudkan, bahkan di tengah tantangan kehidupan urban.