YOGYAKARTA, diswayjogja.id - Paguyuban Tri Dharma yang beranggotakan 1.041 Pedagang Kali Lima (PKL) Teras Malioboro 2, berkeluh kesah di Kantor Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Kota Yogyakarta, Kamis (2/1/2025).
Mereka menuntut Pemerintah Kota Yogyakarta dan Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta, untuk melibatkan mereka dalam proses relokasi ke tempat permanen di Beskalan dan Ketandan.
Ketua Paguyuban Tri Dharma Supriyati mengatakan proses relokasi berjalan tidak transparan dan tanpa melibatkan para pedagang. Mereka juga tidak pernah diajak bicara terkait proses relokasi tersebut.
"Kami bekeluh kesah ke LBH, karena kami taunya urusan dagang. Kami merasakan tidak dimanusiakan. Kami harusnya fokus berjualan, tapi kami malah diresahkan," kata Upi, sapaannya.
Menurut Upi, pada pedagang diminta menandatangani kontrak untuk melakukan pengundian nomor lapak. Padahal, dia menyebut bangunan tempat relokasi di Ketandan belum rampung.
BACA JUGA : Rencana Relokasi Pedagang Teras Malioboro 2, PKL Dukung Kebijakan Pemerintah
BACA JUGA : Siap Ditempati, Ratusan Pedagang Kaki Lima Ambil Undian Lapak Teras Malioboro 2
"Kepala UPT (Unit Pelaksana Teknis Pengelolaan Kawasan Cagar Budata Yogyakarta) kami tanya, apakah beliau sudah menjamin dan memperlihatkan kelayakan gedung tersebut. Ketandan saja belum rampung 100 persen, pedagang diburu undian, kami diminta undian, gedungnya saja belum jadi," ujarnya.
Paguyuban pedagang tersebut tetap menolak meskipun pemerintah melakukan sosialisasi. Pasalnya, pemerintah tidak menyampaikan perencanaan ke depan ke para paguyuban pedagang.
"Mereka saja belum melakukan urun rembug, perencanaannya bagiamana. Kami dari paguyuban belum pernah dilibatkan, 1.041 pedagang harus dilibatkan semuanya," tutur Upi.
Sebelumnya, pada 25 Desember 2024 lalu, para pedagang mendapat undangan audiensi dari UPT Pengelolaan Kawasan Cagar Budaya. Audiensi itu tidak berjalan dua arah. Hanya pemberitahuan soal pedagang yang harus menandatangani kontrak agar mendapat lapak.
BACA JUGA : Sudah Hampir Rampung, Peresmian Gedung Baru Teras Malioboro 2 Akan Dilakukan di Awal 2025
BACA JUGA : Sri Sultan Tekankan Kontrak Teras Malioboro 2 dengan Individu Pedagang Bukan Paguyuban
Kemudian pada 31 Desember 2024, ada beberapa anggota paguyuban yang mendapat undangan untuk mengambil undian lapak. Tidak semua anggota paguyuban mendapat undangan itu. Upi menyebut tak ada pengawasan dan pelibatan dari paguyuban dalam undian itu.
"Ini keadilan yang bagaimana, masa depan pedagang banyak. Kami kemarin melakukan rapat anggota tahunan dan dihadiri 500 anggota. Kami siap berjuang. Kami lakukan sampai besok untuk memperjuangkan ruang keterbukaan. Kami akan bertahan bagaimana caranya," tandasnya.