Area Persawahan di Sleman Barat Jadi Lokasi Terparah Serangan Hama Tikus

Kamis 26-12-2024,20:59 WIB
Reporter : Yuni Khaerunisa
Editor : Syamsul Falaq

JOGJA, diswayjogja.id - Area persawahan di wilayah Sleman barat menjadi lokasi terparah serangan hama tikus tahun ini.

Pasalnya dari 235 hektare sawah terdampak, mayoritas berada di kapanewon di wilayah barat seperti Minggir, Godean, Moyudan dan sekitarnya.

“Memang lokasi di Sleman barat menjadi wilayah yang paling banyak diserang hama tikus. Secara total, kami mencatat ada sekitar 235 hektare yang terdampak dengan luas gagal panen sekitar 28 hektare,” kata Koordinator Petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (PPOPT) Sleman, Hermanto, Kamis (26/12/2024).

Dia menjelaskan, serangan hama tikus paling banyak terjadi mulai dari Mei hingga pertengahan September 2024.

BACA JUGA : Serangan Monyet Ekor Panjang, DKPP Bantul segera Koordinasi dengan Satpol PP

BACA JUGA : Meresahkan, Serangan Kawanan Babi Hutan Rusak Tanaman Petani di Tiga Desa Wilayah Brebes

Adapun sawah yang terdampak di antaranya di Kapanewon Minggir, dari luasan 1.256 hektare dengan area terserang seluas 120 hektare.

Akibat serangan ini ada laporan gagal panen atau puso dengan seluas 14 hektare. Di Kapanewon Moyudan tercatat lahannya seluas 1.267 hektare, sawah terdampak hama tikus ada 64 ha dengan lahan puso sebanyak 13 hektare.

Selanjutnya serangan hama juga terjadi di Kapanewon Godean. Total sawah di kapanewon ini yakni seluas 1.193 hektare, dengan laporan serangan hama tikus seluas 40 hektare dan lahan yang dilaporkan gagal panen seluas satu hektare.

Adapun di Kapanewon Gamping terdapat sawah seluas 789 hektare, dengan lokasi terdampak hama tikus lima hektare. Di kapanewon ini dilaporkan tidak ada lokasi yang terjadi kegagalan panen.

BACA JUGA : Integrasikan Ilmu Sains ke Dalam Petualangan, SciFlow UNY Lolos Pendanaan Kewirausahaan Senilai Rp14 Juta

BACA JUGA : Penuhi Kebutuhan Konsumsi Beras, Pemkab Sleman Terus Dorong Produksi Beras Organik Varietas Lokal

“Untuk wilayah timur ada di Kapanewon Cangkringan dengan luasan sekitar enam hektare. Selain itu, juga ada spot-spot serangan lain di kapanewon lain, tapi jumlahnya relatif kecil,” kata Hermanto.

Ia berpendapat, wilayah Sleman barat menjadi lokasi yang terparah dikarenakan beberapa faktor. Salah satunya yakni karena kurang masifnya upaya pengendalian dikarenakan kepercayaan Masyarakat tidak memperbolehkan membunuh tikus karena ada yang mengembalakan.

“Sudah kami sosialisasikan untuk pemberantasan hama, bahkan sampai memberikan bantuan obat pembasmi. Tapi, memang ada halangan dari faktor kepercayaan di Masyarakat sehingga upaya pengendalian belum optimal,” katanya.

Kategori :