Potensi Peredaran Uang Palsu di Gelaran Pilkada 2024, Bank Indonesia DIY Imbau Warga untuk Tetap Waspada

Kamis 14-11-2024,13:42 WIB
Reporter : Penta Daniel Pratama
Editor : Syamsul Falaq

diswayjogja.com - Bank Indonesia (BI) Perwakilan DIY mengingatkan masyarakat untuk berhati-hati pada potensi penyebaran uang palsu menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada).

Kepala Perwakilan Bank Indonesia DIY, Ibrahim mengatakan saat pesta demokrasi, potensi money politic akan meningkat.  Sejalan dengan hal tersebut, ada fase tertentu risiko yang mungkin timbul.

Dia menjelaskan beredarnya uang palsu bisa berdampak pada inflasi, pertumbuhan ekonomi dan kepercayaan kepada pemerintah.

Sosialisasi secara inklusif menurutnya terus digalakkan kepada seluruh lapisan masyarakat hingga saudara disabilitas netra. 

Tujuannya agar mereka punya basic pengetahuan dalam membedakan uang asli dan palsu dengan cara merabanya.  

"Peredaran uang palsu perlu diwaspadai terutama menjelang pesta demokrasi yang akan dilaksanakan beberapa minggu lagi," ucapnya dalam acara Sosialisasi Kebijakan dan Pengawasan Sistem Pembayaran BI Serta Perlindungan Konsumen di Hotel Novotel Suites Malioboro, Selasa (12/11/2024).

Ia menyebut peredaran uang palsu dapat menimbulkan inflasi mengancam pertumbuhan ekonomi serta merugikan masyarakat. 

BACA JUGA : Junjung Nilai-nilai Inklusivitas, Begini Cara Calon Wali Kota Wujudkan Iklim Inklusivitas di Jogja

BACA JUGA : Pemkot Yogyakarta Rilis Aplikasi RS Jogja Mobile dan Jaga Sultan, Bisa untuk Reservasi Klinik

Upaya mitigasi peredaran uang palsu pun telah dilakukan dengan berbagai sosialisasi secara inklusif, menyasar masyarakat profesional, masyarakat pendidikan, maupun masyarakat yang berkebutuhan khusus.

Sosialisasi Pencegahan Peredaran Uang Palsu

Menurutnya sosialisasi ini menjadi tanggung jawab BI dengan dukungan semua pihak. 

Sehingga tercipta ketenangan di masyarakat DIY, stabilitas sistem keuangan, ekonomi tumbuh, inflasi stabil, dan kesejahteraan masyarakat DIY semakin stabil.

Lebih lanjut dia mengatakan secara jumlah peredaraan uang palsu terus menurun dari tahun ke tahun. 

Tren penurunan ini bisa tergambar dari perbandingan 5 lembar per 1 juta lembar. 

Ibrahim menjelaskan uang palsu yang dihitung bukan nominalnya akan tetapi jumlah lembarnya. Sebab uang palsu adalah kertas yang menyerupai uang rupiah.

Kategori :