"Data nasional trennya semakin menurun 6 menjadi 5 lembar per 1 juta. Keamanan kami tingkatkan dan sosialisasi kami gencarkan," jelasnya.
Ia mengatakan sosialisasi yang dilakukan BI salah satunya melalui gerakan Cinta, Bangga, Paham (CBP) Rupiah.
BACA JUGA : Kampanye Udara Bersih, Dinas Lingkungan Hidup Jogja Lakukan Uji Emisi Puluhan Kendaraan Bermotor
BACA JUGA : Jenang Pasar Ngasem Yu Jumilah, Kuliner Jogja yang Jadi Buruan Banyak Wisatawan
Menurutnya terkait peredaran uang palsu tidak bisa diketahui secara persis peredarannya jika belum ada laporan.
Apabila ada laporan dari masyarakat ke BI, nanti akan dikonfirmasi ulang. "Tren dari tahun ke tahun semakin berkurang," lanjutnya.
Gap Literasi dan Inklusi
Di sisi lain Ibrahim mengatakan selain potensi penyebaran uang palsu, kegiatan sosialisasi hari ini juga dimaksudkan untuk mendorong peningkatan literasi keuangan masyarakat.
Di mana antara literasi dan inklusi keuangan masih ada gap.
Pertumbuhan inklusi digital menjadi penyebab utama maraknya penipuan melalui platform digital.
Pemangku kebijakan masih punya tugas untuk meningkatkan literasi dan kesadaran konsumen dalam penggunaan layanan keuangan agar terhindar dari cyber crime.
"Hal-hal semacam ini harus ditingkatkan kepada konsumen. Gunakan era digital dengan manfaat yang optimal," ucapnya.
Perwakilan dari Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran, Lidya Driaryani mengatakan Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI) 2030 yang baru diterbitkan oleh Gubernur BI ditujukan untuk mendukung integrasi keuangan digital dengan struktur yang konsolidatif dan berdaya tahan.
BACA JUGA : Terima Penghargaan Anugerah Penyiaran, Eko Suwanto Katakan Jogja Kaya Akan Nilai Budaya Tinggi
BACA JUGA : 7 Rekomendasi Kedai Lupis Khas Jogja Paling Diburu, Lokasinya Gampang Ditemui
"Tidak dimanfaatkan untuk aktivitas ilegal, tahan dari serangan cyber. BSPI 2030 adalah struktur industri yang sehat dan kompetitif," tuturnya.
Tingkatkan Keamanan Uang
Bank Indonesia pun telah meningkatkan keamanan uang. Dengan begitu, masyarakat lebih mudah mengenali Rupiah, termasuk masyarakat yang berkebutuhan khusus.