Yakni drngan memberantas sarang nyamuk melalui langkah-langkah yang sudah dianjurkan. Khususnya pada lokasi tempat perkembangbiakan nyamuk Aedes Aegypti.
BACA JUGA : Jenang Pasar Ngasem Yu Jumilah, Kuliner Jogja yang Jadi Buruan Banyak Wisatawan
BACA JUGA : DLH Kota Jogja Sebut Curah Hujan Pengaruhi Kualitas Air Sungai di Kota Jogja
“Pemeberantasan dilakukan dengan menguras dan menutup tempat penampungan air serta menciptakan lingkungan yang bersih," ujar Ismono.
Imbau Masyarakat untuk Lakukan Pencegahan
Pihaknya mengimbau masyarakat melakukan pencegahan DBD dengan pemberantasan sarang nyamuk atau PSN.
Kemudian menerapkan 4M plus yaitu menguras bak mandi dan tempat penampungan air, menutupnya agar tidak menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk, memantau jentik nyamuk dan mengubur barang bekas.
“Ada juga inovasi yang bekerja sama dengan Pusat Kedokteran Tropis Universitas Gadjah Mada, melalui implementasi teknologi nyamuk ber-Wolbachia dalam pengendalian DBD,” terangnya.
BACA JUGA : Terima Penghargaan Anugerah Penyiaran, Eko Suwanto Katakan Jogja Kaya Akan Nilai Budaya Tinggi
BACA JUGA : 7 Rekomendasi Kedai Lupis Khas Jogja Paling Diburu, Lokasinya Gampang Ditemui
Edukasi Pencegahan Langsung
Sementara itu Kepala Puskesmas Umbulharjo I Yunita Haryanti mengatakan, penanganan dan pengendalian DBD di wilayahnya dilakukan dengan edukasi pencegahan secara langsung kepada masyarakat di wilayah.
Dengan terus mengajak dan mengimbau masyarakat untuk menerapkan 4M plus dan PSN.
“Kami juga memanfaatkan media sosial untuk edukasi melalui konten ataupun infografis. Selain itu juga dilakukan abatisasi atau pemberian serbuk abate pada tempat-tempat yang digenangi air untuk membunuh jentik nyamuk aedes aegypti dan mencegah wabah DBD. Kemudian fogging sesuai SOP berdasarkan penyelidikan epidemiologi,” katanya.