Selain jenang sumsum, terdapat pula jenang lobe-lobe yang semakin langka ditemukan di tempat lain.
Perpaduan irisan nangka dan ubi pada jenang ini memberikan sensasi unik yang membuat penikmatnya ketagihan.
BACA JUGA : Terima Kritikan Maskot yang Dinilai Bias Gender, KPU Jogja Pastikan Sudah Libatkan Akademisi dan Perempuan
BACA JUGA : Jalur Trans Jogja ke Malioboro, UGM dan Candi Prambanan, Cek Lengkapnya Disini
Melestarikan Warisan Kuliner Keluarga
Fajar Suryati, generasi kedua penjual jenang di warung ini mengungkapkan bahwa ia ingin melestarikan warisan kuliner keluarganya.
Dengan tekun, ia mempertahankan resep-resep tradisional yang telah diwariskan turun-temurun.
Saat ini, warung Jenang Yu Jumilah menawarkan sekitar delapan jenis jenang, seperti jenang candil telo, jenang pati telo, jenang nganggrang, jenang ketan hitam dan lainnya.
"Kalau jenang sumsum itu cuma butuh dua bahan dengan bumbu garam dan pandan sementara bahan pokoknya itu ada kelapa kental, tepung beras dan beras ketan," katanya, Senin (11/11/2024).
Cara Pengolahan Jenang Pasar Ngasem
Cara pengolahannya semua bahan dicampur dan dimasak dengan api kecil dengan diaduk terus menerus sampai dingin untuk menghasilkan cita rasa yang khas.
Meski harga per porsi jenang terbilang terjangkau, yakni sekitar Rp10.000, tapi cita rasa dan kualitasnya yang terjaga membuat warung ini selalu ramai pengunjung.
BACA JUGA : Rekomendasi Toko Aksesoris Wanita Murah di Jogja, Pilihannya Lengkap Bikin Kalap
BACA JUGA : Kena Imbas Proyek Tol Jogja-Solo, Relokasi Makam Kyai Kromo Ijoyo Sudah Dimulai Hari Ini
Bagi para wisatawan yang ingin merasakan sensasi kuliner jadul yang autentik, Jenang Pasar Ngasem adalah destinasi yang wajib dikunjungi.
Nunik, salah seorang pengunjung mengatakan dirinya memang penyuka makanan tradisional seperti jenang.
Ia memesan jenang pati telo yang disebutnya bercita rasa khas dengan manis yang tidak terlalu banyak. "Saya memang suka jenang dan kebetulan sering ke sini buat sarapan," pungkasnya.