Menurutnya, vaksin merupakan hak anak dan setiap orang tua mempunyai kewajiban untuk memberikan hak tersebut kepada anaknya.
“Mencegah anak terserang penyakit berbahaya adalah langkah untuk menciptakan generasi emas. Dengan demikian, cita-cita mewujudkan bangsa yang kuat bisa tercapai,” ujarnya.
Endang pun tidak memungkiri masih banyak orang tua yang masih menolak dengan diberikannya vaksin terhadap anaknya. Untuk itu pihaknya terus melakukan berbagai upaya edukasi kepada masyarakat.
“Kami rutin memberikan edukasi kepada masyarakat terkait pentingnya vaksinasi untuk anak. Bahkan kita juga kerap mengundang narasumber ahli untuk memberikan edukasi terkait hal tersebut,” ungkapnya.
Pihaknya juga menuturkan, orang tua tidak perlu khawatir akan dampak pada vaksin ini. Sebab sebelum di vaksin, dokter yang sedang bertugas akan melakukan pengecekan kesehatan anak terlebih dahulu.
BACA JUGA : DLH Kota Jogja Gelar Lomba Fashion Show Bank Sampah, Tampilkan Berbagai Kreasi Busana dari Sampah
BACA JUGA : Sosiolog UGM Menilai Perlu Adanya Pembentukan Badan Khusus untuk Awasi Peredaran Miras di DIY
“Dilakukan skrining kesehatan untuk mengetahui kondisi anak. Kalau tidak sehat betul akan ditunda,” ujarnya.
Endang berharap capaian BIAS pada November ini bisa melebihi capaian BIAS pada bulan Agustus lalu.
Capaian BIAS pada bulan Agustus lalu untuk Vaksin Measles and Rubela (MR) dengan sasaran siswa kelas 1 SD cakupannya mencapai 94,7 persen.
Sementara itu, untuk sasaran siswa kelas 5 SD dengan vaksin Human Papillomavirus (HPV) cakupannya mencapai 96,5 persen, dan untuk siswa kelas 6 SD dengan vaksin yang sama cakupannya mencapai 97,3 persen.