Ruang Melamun, Toko Buku Lawas di Jogja Punya Banyak Koleksi Menarik, Intip Disini

Senin 04-11-2024,15:00 WIB
Reporter : Penta Daniel Pratama
Editor : Syamsul Falaq

diswayjogja.com - Buku lawas memiliki cerita yang tidak dipunya pada buku-buku edisi terbaru. Paling tidak, mereka memiliki isi serta perjalanannya.

Di Jogja, ada banyak toko buku lawas yang menarik perhatian entah dari sisi histori maupun koleksi yang dimilikinya, salah satunya adalah Ruang Melamun.

Ruang Melamun tak hanya sebuah bangunan petak tempat penyimpanan banyak buku. Lebih dari itu, ada banyak momen historikal yang akan Kamu temui disini.

Ada buku yang umurnya sudah puluhan bahkan hingga ratusan tahun. Nyaris semua koleksi di Ruang Melamun ini merupakan buku seri lawas.

Lokasi Ruang Melamun saat ini merupakan pindahan dari toko sebelumnya yang berada di sekitar Universitas Negeri Yogyakarta, Sleman. Dahulu, Ruang Melamun menempati ruko di pinggir jalan persis. 

Meski memang menjadi ruang yang tepat untuk melamun dan melihat lalu lalang kendaraan, namun pemilik merasa tempatnya kurang luas.

BACA JUGA : Dari Bermain Bersama Hingga Bentuk Komunitas, Begini Solidaritas Para Penggebuk Drum di Jogja

BACA JUGA : Kisah Bakmi Prapanca Jogja, Dimasak Langsung Oleh Juru Masak Spesial Edi Sarmoko

Pemilik Ruang Melamun, Bagas Setia Wicaksana, mengatakan dengan tempat yang lebih luas, koleksi buku lawas bisa semakin ‘hidup’. 

Misalnya dari arsip yang ada, dibuat tema tertentu, untuk kemudian dibuat acara.

“Misal bulan ini temanya pangan. Berangkat dari arsip yang udah aku digitalkan, kami bahas bareng, aktivasi bareng, [dari arsip pangan itu, menjadi kegiatan] masak bareng atau karya tulis bareng,” kata Bagas.

Memang Ruang Melamun bukan sekadar toko buku. Meski jualannya buku, namun tempat ini menjadi arena berbagi cerita, dan melamun ide sampai gagasan bersama. Ini tidak jauh dari bibit kemunculan Ruang Melamun.

Awal Jalan Ruang Melamun

Bagas merantau ke Jogja untuk kuliah pada 2012. Tidak hanya ruang belajar baru, dia juga mendapatkan kebiasaan baru berupa hobi membaca. 

Sebelumnya, lingkungan Bagas bukan para penggemar buku. Salah satu buku yang membuka jalan baru ini adalah karya-karya Pramoedya Ananta Toer.

Hobi baru Bagas membawanya berkenalan dengan buku lawas. “Nemu [buku Pramoedya] di pasar pagi-pagi, pasar yang menggunakan hari-hari Jawa kaya paing dan lainnya,” kata laki-laki berusia 30 tahun ini. 

Kategori :