diswayjogja.com - Pasar Kotagede atu yang lebih dikenal dengan sebagai Pasar Legi Kotagede, merupakan salah satu pasar rakyat yang tidak pernah sepi.
Pasalnya, mulai dari pagi hari hingga malam hari, pasar tradisioanl yang satu ini selalu ramai dengan dagangan yang beragam.
Berbagai daganga yang dijajakandi pasar ini mulai dari sembako, keperluan alat dapur, bakso, hingga jajanan pasar.
Penasaran dengan sejarah dan fakta menarik soal Pasar Legi Kotagede sebagai pasar tradisioanl tertua di Jogja ini? Yuk cari tahu jawabannya dibawah ini.
BACA JUGA : Jajanan Kipo Khas Kotagede Yogyakarta, Kuliner yang Mulai Jarang Ditemukan
BACA JUGA : Sejarah Kampung Pandeyan, dari Pandai Besi hingga Jadi Pusat Ragam Budaya Yogyakarta
1. Bangunan Pertama yang Dibangun Ki Gede Pemanahan Setelah Membuka Hutan
Mengutip laman Dinas Pendapatan Asli Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) diketahui Pasar Kotagede sudah berdiri sejak zaman Ki Gede Pemanahan.
Pada saat itu, Ki Gede Pemanahan membuka hutan Mentaok untuk dijadikan sebuah kota namun a lih-alih membangun istana atau permukiman, Ki Gede Pemanahan lebih dulu membangun Sargede atau yang kini disebut dengan Pasar Gede.
Hal ini dikarenakan Ki Gede Pemanahan mengganggap bahwa pasar merupakan jantung perekonomian dari sebuah daerah tersebut.
Pasar menjadi daya tarik, menggeliatkan perdagangan, sehingga perlahan kota menjadi tumbuh, ramai, dan makmur.
BACA JUGA : Jalur Trans Jogja: Tujuan Malioboro, UGM, Bandara Adisutjipto Hingga Prambanan, Cek Lengkapnya
BACA JUGA : Berbagai Jenis Paes dan Filosofi Pada Riasan Pengantin Putri Jogja
Terdapat pula sumber yang mengatakan kawasan Kotagede pada abad ke-16 adalah ibu kota Kerajaan Mataram Islam yang didirikan oleh Ki Gede Pemanahan.
Barang yang Dijajakan Pedagang Berupa Hasil Bumi