diswyajogja.com - Selain Keraton Yogyakarta, ternyata di Jogja juga ada Keraton Kerto yang berada di Kabupaten Bantul dan mungkin sebagian orang baru mendengan nama keraton ini
Tidak banyak yang tahu mengenai keberadaan keraton yang satu ini, karena dulunya adalah lokasi bekas ibukota kerajaan Mataram Islam Abad XVII, atau pada periode pemerintahan Sultan Agung 1613-1646.
1. Sejarah Pembangunan Keraton Kerto
Terdapat berbagai variasi nama dalam penyebutan untuk Keraton Kerto ini, di antaranya adalah Charta, Karta, Kerta, dan Karto.
Jika merujuk dari literatur lama Belanda, nama keraton ini sering ditulis dengan nama Charta, dan digambarkan sebagai tempat yang luas dan terbuka.
BACA JUGA : Kelurahan Cokrodiningratan Jogja Terus Memperkuat Keterpaduan Antara Posyandu dengan BKB
BACA JUGA : Simak Perkiraan Cuaca DIY Sepanjang Hari Ini, Termasuk Gunungkidul dan Kulon Progo
Diketahui jurnal Jejak Kraton Sultan Agung (Rekonstruksi Awal Berdasarkan Data Arkeologis dan Historis), karya Alifah (Balai Arkeologi Yogyakarta):2009, Babad Momana, menjadi data awal yang menulis tentang Keraton Karto.
Disebutkan bahwa Angka : 1539, taun Alip, awit babad badhe Kadhaton ing Kerta, sareng dhusun Pamutiyan dipun babad bade Kadipaten.
Artinya adalah pada tahun 1539, tahun Alip, awal dimulainya pembukaan lahan untuk pembangunan kraton di Kerto, bersamaan dengan pembukaan lahan di daerah Pamutiyan untuk pembangunan kadipaten.
Dari tulisan tersebut diketahui Keraton Karto dibangun pada tahun 1539 Alip (tahun dalam kalender Jawa) atau sekitar 1617 Masehi.
BACA JUGA : SV UGM Berkontribusi Melalui Inovasi Wujudkan Indonesia Emas Saat Rayakan 15 Tahun
BACA JUGA : 50 Unit Pengelolaan Ikan Di Sleman Dapat Pembinaan Agar Menghasilkan Produk Yang Aman
2. Masa pembangunan Keraton Kerto
Menurut Babad Momana, Keraton Kerto mulai dihuni tahun 1618, namun ibu suri belum menempatinya, lantaran pembangunannya belum sempurna.