DISWAYJOGJA – Refrigerasi dan Tata Udara berperan dalam peningkatan ketahanan pangan nasional, net zero emission serta pemaksimalan bangunan gedung dan dunia industri. Hal itu disampaikan Sekda DIY Beny Suharsono saat jadi keynote speech seminar di Gedung Fakultas Teknik UGM, Sleman, Kamis, 2 Mei.
Menurut dia, signifikansi teknologi refrigerasi dan manajemen tata udara tidak dapat diabaikan, karena berfungsi menunda proses pembusukan bahan pangan, memfasilitasi penyimpanan jangka panjang, dan meminimalisasi pemborosan.
BACA JUGA:Pemprov Jateng Perkuat Sinergi, Laju Inflasi Aman Terkendali
Seminar tersebut diinisiasi Asosiasi Ahli Refrigerasi dan Tata Udara (A2RTU) yang bekerjasama dengan Departemen Teknik Mesin dan Industri Fakultas Teknik UGM dan PT Anindya Mitra Internasional.
Menurut Beny, refrigerasi berperan vital dalam mendukung sektor pertanian dengan mengurangi kerugian pasca-panen melalui penyimpanan hasil panen yang efektif. Teknologi itu berkorelasi positif dengan aspirasi net zero emission manifest.
Hal ini, lanjut dia, untuk efisiensi energi yang lebih besar, dengan pemanfaatan sumber energi terbarukan, dan inovasi teknologi yang berorientasi lingkungan. Penerapan desain gedung hijau dengan konsep efisiensi energi, berfungsi untuk mengurangi konsumsi energi yang diperlukan untuk operasi refrigerasi dan tata udara.
”Teknologi refrigerasi dan tata udara menjadi katalis bagi peningkatan ketahanan pangan dan pencapaian target net zero emission. Hal ini membuat keduanya tak terpisahkan dari narasi pembangunan berkelanjutan,” kata Beny.
Beny menambahkan, bagi Indonesia, teknologi refrigerasi dan HVAC sangat vital untuk mendukung ketahanan pangan dan sasaran net zero emission di Indonesia. Sebab, Indonesia merupakan negara kepulauan dengan iklim tropis.
Sistem refrigerasi yang efektif kian esensial untuk menjaga kualitas makanan selama distribusi ke berbagai pulau, dengan memperhatikan variasi iklimnya. Optimalisasi HVAC dapat mengatur mikroklimat dalam ruangan, yang berperan penting dalam menghadapi fluktuasi suhu dan kelembaban harian.
BACA JUGA:Ratusan Petani Bawang, Geruduk Tiga Kantor Parpol Daftarkan Ketua ABMI Nyalon Bupati Brebes
“Selain itu, desain gedung hijau menambah efisiensi energi, sebagai salah satu kunci dalam mengurangi emisi. Keseluruhannya, teknologi ini membentuk landasan pembangunan berkelanjutan yang sesuai dengan kondisi unik Indonesia,” papar Beny.
Dengan visi tersebut, Beny mengapresiasi terselenggaranya agenda seminar yang bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional tersebut. Apalagi, hal ini mencerminkan konsep sinergisitas antara entitas akademik dan entitas usaha.
Dekan Fakultas Teknik UGM Budi Hartono mengatakan, kegiatan ini dilakukan dalam rangka peningkatan kompetensi SDM. Sebab, permasalahan refrigerasi bisa sangat mempengaruhi banyak aspek, seperti ketersediaan pangan pasca panen.
BACA JUGA:Peringati Hardiknas 2024, Sekda Jateng: Momentum Tingkatkan Kualitas Pendidikan
”Refrigerasi dan Tata Udara menjadi sangat penting dan menjadi teknologi yang menarik untuk kita kembangkan. Itu salah satu alasan kenapa seminar ini diadakan di Jogja. Selain tentunya karena banyak akademisi mumpuni di sini,” ujar Budi. (*)