Kegigihan Ngatini, Perajin Tas Rajut Yang Pembelinya Sampai Mancanegara

Rabu 24-04-2024,02:00 WIB
Reporter : M. Fatkhurohman
Editor : M. Fatkhurohman

 

BANTUL, DISWAYJOGJA - Menjadi perajin tas rajut merupakan jalan Ngatini, 58, merajut mimpinya. Perempuan asal Selogedong, Kelurahan Argodadi, Kapanewon Sedayu, Kabupaten Bantul bercita-cita terus mengembangkan usahanya. Perempuan perajin tas berbahan nilon ini berharap mampu menyerap lebih banyak tenaga kerja dari masyarakat di sekitarnya.

 

Usaha Ngatini sempat terkendala pandemi Covid-19. Namun, kini berhasil bangkit kembali. Usahanya sangat mengandalkan dunia pariwisata DIY. Sebab, sebagian besar konsumen tas rajut buatannya adalah wisatawan luar DIY.

BACA JUGA:TikTok dan Tokopedia Berdayakan Perajin Batik di Yogyakarta, Perpaduan Inovasi Digital dan Kearifan Lokal

 

”Usaha saya sempat terhenti saat pandemi, karena sektor pariwisata saat itu menurun drastis. Setelah menerima bantuan usaha dari Kementerian Sosial RI berupa bahan dan peralatan rajut melalui program Pahlawan Ekonomi Nusantara (PENA), saya bersemangat kembali untuk mengembangkan usaha dan usaha kembali lancar,” ujar Ngatini.

 

Kegigihan Ngatini ini, pantas diteladani. Buah kerja kerasnya selama ini bahkan mulai menuai hasilnya. Kini, Ngatini menjadi salah satu pemasok tas rajut bagi para penjual tas di Pasar Beringharjo Yogyakarta.

 

“Kalau pesanan sedang tinggi-tingginya, saya bisa memperkerjakan sampai 17 orang tetangga sekitar rumah. Setiap harinya, kami bisa menghasilkan lebih dari 50 tas, dengan keuntungan minimal Rp10.000 pertas. Saat musim liburan, pesanan biasanya banyak yang masuk, sampai kami kewalahan,” ungkapnya.

 

Setiap harinya, Ngatini memproduksi berbagai jenis tas rajut, mulai dari yang berukuran kecil sampai besar. Tas-tas rajutnya dijual dengan harga mulai dari Rp15.000-Rp300.000 sesuai ukuran dan tingkat kerumitan rajutan. Tak heran dengan harga yang terjangkau, tas buatan Ngatini banyak peminatnya, terutama kalangan wisatawan.

 

“Saya memang membidik pangsa pasar menengah ke bawah, sehingga harga jual pun ramah di kantong wisatawan. Sekarang, saya juga menjualnya secara online. Alhamdulillah, dengan dibantu anak saya, pembeli tas kami sudah banyak dari luar Jawa, bahkan dari mancanegara,” imbuhnya.

 

BACA JUGA:Terganggu Curah Hujan, Perajin Kerupuk Kota Tegal Kesulitan Produksi

Ngatini memilih berjualan  online melalui salah satu  e-commerce terbesar di Indonesia. Toko online yang dikelola sang anak ini dapat diakses di shopee.co.id/ngatstore, bahkan telah memiliki lebih dari 10.000 pengikut. Ribuan produk tas rajut telah terjual secara online lewat akun yang memiliki bintang 4,9. Pembelinya dari berbagai daerah, baik di Jawa, Bali, Kalimantan bahkan dari mancanegara.

 

Keahlian merajut tas diperoleh Ngatini saat masih menjadi pegawai salah satu produsen tas rajut ternama di Yogyakarta. Namun, dirinya memutuskan untuk berhenti bekerja dan membuka usaha tas rajut sendiri. Kerja keras dan kegigihan Ngatini menjadi bukti bahwa usaha tidak akan mengkhianati hasil. (*)

Menjadi perajin tas rajut merupakan jalan Ngatini, 58, merajut mimpinya.

 

Kategori :