TEGAL, DISWAYJOGJA - Curah hujan yang cukup tinggi beberapa hari terakhir, membuat sejumlah perajin kerupuk di Kota Tegal mengalami penurunan produksi. Hal ini lantaran proses pengeringan masih menggunakan panas matahari.
Hal ini seperti dikatakan perajin kerupuk asal Debong Kulon Tegal Selatan Kota Tegal, Toro. Pria 49 tahun itu mengaku mengalami penurunan produksi dalam waktu dua minggu terakhir. ”Produksi kerupuk mengalami penurunan hingga 25 persen. Hal itu akibat proses pengeringan kerupuk terganggu curah hujan yang cukup tinggi,” kata Toro, Rabu, 31 Januari 2024. BACA JUGA:Uji Coba Jemput Bola Pemilih Difabel Kota Tegal, Petugas Boyong Bilik Suara ke Rumah Penyandang Disabilitas Menurut Toro, untuk mengeringkan kerupuk dengan penjemuran sinar matahari, membutuhkan 2 sampai dengan 3 hari. Namun karena kerap hujan, dan cuaca juga mendung maka proses pengeringan bisa memakan waktu hingga 4-6 hari. ”Proses pengeringan secara tradisional ini memang masih menjadi andalan utama perajin kerupuk. Ya meski beberapa pengusaha besar telah memiliki mesin pengering (blower)namun kapasitasnya juga masing sangat terbatas,” ungkap Toro. BACA JUGA:Diguyur Hujan Deras, Bahu Jalan di Banjarharjo Longsor, Lebar 6 Meter dan Tinggi 5 meter Berbeda ketika penjemuran langsung di bawah sinar matahari, hasilnya tak terbatas. Tergantung tempat penjemuran luas atau tidak. ”Dalam satu bulan, jika cuaca normal maka pengrajin kerupuk bisa memproduksi 4 ton kerupuk yang bisa dijual ke pasaran. Namun, karena kondisi cuaca, jumlah produksi mengalami penurunan yang cukup signifikan,” paparnya.Saat musim hujan saat ini, produksi mengalami penurunan. Produsen mengaku masih menyimpan stok, sehingga mampu memenuhi permintaan. (*)