TEGAL, DISWAYJOGJA - Setelah pensiun dari pekerjaan formal, banyak pegawai yang memanfaatkan waktu luang untuk menjalankan roda bisnis. Salah satunya, Muhammad Dedy , 56, seorang pensiunan pegawai PDAM Kota Tegal yang kini menjalani bisnis durian . Dedy membuka Rumah Durian Mantap di Jalan Kaligung, Kelurahan Panggung, Kecamatan Tegal Timur, Kota Tegal.
Susanto , 47, karyawan Rumah Durian Manta memilah ratusan durian yang baru datang ke kios semalam. Satu gelondong durian didekatkan ke hidungnya. Sebilah pisau yang digenggamnya lalu mengetuk-ngetuk kulit buah yang ber duri itu. Terdengar bunyi ‘ buk-buk ’. Dari bunyi tersebut, Sus anto langsung mengetahui d urian yang sedang di pegang nya sudah matang .
BACA JUGA:Omzet Penjual Durian di Pemalang Capai Jutaan Rupiah per Hari
Durian tersebut lalu ditaruhnya di rak berwarna putih, berjejer dengan durian lain yang sudah siap untuk dijual. Susanto lalu mengulangi pekerjaannya. Setelah didekatkan ke hidung dan diketuk dengan pisau, terdengar bunyi ‘ tak-tak ’. Kali ini, Susanto tidak menaruh durian itu di rak, tetapi di tempat penyimpanan untuk proses pematangan.
Di muka kios, Pengelola Rumah Durian Mantap Muhammad Dedy menata durian pada sebuah meja. Durian dengan berbagai macam ukuran tertata rapi di meja yang juga bercat putih itu. Bau wangi durian seperti sengaja menggoda orang-orang yang lewat untuk mampir. Dedy selalu menyambut dengan senyum ramah siapa saja yang datang ke kiosnya.
BACA JUGA:Durian Orange di Pemalang Mulai Diburu Pembeli, Dipercaya Rendah Kolesterol
Rumah Durian Mantap yang dikelola mantan pensiunan PDAM Kota Tegal ini menyediakan berbagai macam jenis durian seperti durian Musang King, Duri Hitam, Bawor, Montong, dan Lokal Super. Durian-durian tersebut didatangkan langsung dari kebun petani yang ada di Kecamatan Doro, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah.
“Selain lebih banyak pilihan dan kualitasnya bagus, saya memiliki kedekatan dengan petani di Doro. Sehingga, mengambil duriannya dari sana,” kata Dedy , warga asli Pekalongan dan telah menetap bersama keluarganya di Jalan KH Mukhlas, Kelurahan Panggung, Kecamatan Tegal Timur, Kota Tegal, Jumat pagi lalu (12/1/2024).
Di dunia penjualan durian, Dedy bukanlah pemain baru. Belasan tahun silam, pria yang juga dikenal akrab dengan panggilan Pak Kumpul itu telah menjadi pedagang kecil-kecilan atau bakul ingser di Jalan Setiabudi Kota Tegal, yang hingga kini terkenal sebagai surganya durian di Kota Tegal. Pelanggannya banyak dari kalangan pejabat maupun keluarga pejabat.
Saat itu, Dedy dihadapkan dengan pilihan antara fokus untuk berjualan durian atau menekuni pekerjaannya. Pilihan lalu dijatuhkan untuk mengabdi total di PDAM Kota Tegal yang sekarang berganti nama menjadi Perusahaan Umum Daerah Air Minum Tirta Bahari Kota Tegal. Dedy menempati jabatan terakhir sebagai kepala Bagian Hubungan Pelanggan.
Seki tar d ua hari sekali Rumah Durian Mantap mendapatkan kiriman sebanyak 200 sampai 250 buah durian, sesuai permintaan Dedy. Durian yang dikirim oleh petani Doro merupakan durian-durian terpilih dan yang paling top di kelasnya, karena Dedy mengutamakan kualitas rasa. “Saya tidak ingin mengecewakan pembeli,” tutur Dedy.
Di Rumah Durian Mantap, durian Musang King dan Duri Hitam menempati urutan teratas dari segi harga. Durian yang berasal dari Malaysia memiliki serat halus d an ber warna kuning tegas . Orang akan merasakan kenikmatan durian Musang King dan Duri Hitam , s e perti sedang menikmati es krim. Dengan demikian , harganya lebih tinggi dari jenis lain , yakni Rp300 ribu per kilogram.
“ Namun, untuk Musang King dan Duri Hitam harus memesan, karena tidak ready stock , ” ucap Dedy.
Di kelas selanjutnya ada durian Bawor dari Banyumas . Dedy mendengar durian Bawor merupakan hasil persilangan dari durian Musang King dan durian Montong. Rasanya di atas rasa durian Lokal Super, dengan warna dan ketebalan yang cukup tebal.
Durian Montong yang disebut-sebut dari Thailand memiliki rasa manis serta ketebalan yang melebihi durian Bawor, namun warnanya tidak secerah warna durian Bawor. Jika durian Bawor dibanderol Rp95 ribu per kilogram, durian Montong Rp90 ribu per kilogram. Sementara durian Lokal Super dari Pekalongan yang rasanya tidak kalah nikmat Rp60 ribu hingga Rp150 ribu per buah.
“Durian Montong pernah memiliki pamor yang mentereng . Namun, mulai meredup setelah kedatangan durian Bawor . Saat ini yang paling banyak diburu adalah durian Lokal Super , karena penikmat durian sudah membuktikan kualitas rasa nya , di samping harga yang terjangkau. Alhamdulillah, di sini sold out dalam waktu singkat , ” ujar Dedy.
Untuk membuktikan kualitas durian di kiosnya kepada Radar Tegal , Dedy memilihkan durian Lokal Super yang ada di depannya. Susanto lalu diminta untuk segera membelah durian tersebut. Aroma wangi langsung menyeruak dari sela-sela belahan durian tersebut. “Silakan Mas, dicicipi. Ini durian jenis Lokal Super,” ungkap Dedy.
K endati baru menjalankan bisnisnya sekitar satu bulan, Dedy sudah banyak mendapat pelanggan dari Kota Tegal, Slawi, Kramat, Bumijawa, hingga Brebes. Untuk memperluas pemasaran, Dedy memasarkan duriannya ke pusat perbelanjaan dan kafe di Kota Tegal . Rumah Durian Mantap juga melayani pesan antar kepada para pelanggannya.
Dedy mengaku menjual durian dengan harga apa adanya dan tidak di- mark up . Semboyan yang diusung adalah ‘kepuasan Anda adalah kebahagiaan kami’. Dia mengajak pelanggannya tidak sekadar menjadi penikmat, namun juga ikut terjun berjualan durian. “Sehingga, bisa bersama-sama memperluas lapangan pekerjaan,” tutup Dedy. (*)